
BALIKPAPAN, NIAGA.ASIA – Dalam momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan menegaskan fokus kerja pada peningkatan cakupan layanan gizi masyarakat dalam rangka menekan stunting.
Melalui gerakan Gempur Stunting, Dinkes menargetkan kunjungan posyandu mencapai 100 persen sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah. Kepala Dinkes Balikpapan, Alwiati, menyebut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun terakhir menunjukkan angka stunting di Balikpapan masih berada di 24,8 persen.
Baginya, kondisi tersebut mendorong pemerintah kota memperkuat intervensi di tingkat dasar melalui optimalisasi kegiatan posyandu di seluruh kelurahan.
“Lewat Gempur Stunting, kita gerakkan semua posyandu agar bisa menjangkau seluruh bayi, balita, dan ibu hamil. Targetnya 100 persen kunjungan agar deteksi dini dan intervensi gizi bisa berjalan maksimal,” jelasnya.
Dalam rangkaian HKN ke-61, Dinkes memberikan penghargaan kepada kelurahan dan puskesmas yang berhasil mencapai kunjungan posyandu tertinggi.
Alwiati mengatakan, penghargaan ini diharapkan menjadi pemicu bagi wilayah lain untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam pemantauan tumbuh kembang anak.
Selain melalui posyandu, pemerintah kota juga memadukan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting sejak dini.
Program tersebut diharapkan dapat memastikan anak-anak usia belajar mendapatkan asupan gizi seimbang dan aman.
“Gizi yang baik di usia sekolah akan berdampak langsung pada pertumbuhan dan kecerdasan anak. Itu sebabnya, program MBG menjadi pelengkap dari intervensi gizi di posyandu,” ujarnya.
Upaya Dinkes juga menyasar pengendalian penyakit menular dan tidak menular yang masih menjadi tantangan di perkotaan. Salah satunya yakni tuberkulosis paru (TBC), di mana Indonesia masih menempati posisi tinggi secara nasional.
Puskesmas di Balikpapan kini memperluas jangkauan deteksi kasus aktif agar pengobatan dapat segera diberikan.
“Kami perkuat layanan puskesmas agar bisa menangani dua tantangan sekaligus, stunting dan penyakit menular. Keduanya sama-sama memengaruhi kualitas hidup masyarakat,” tutur Alwiati.
Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, Dinkes Balikpapan berupaya mewujudkan generasi yang sehat dan tangguh.
“Harapannya anak-anak Balikpapan tumbuh menjadi generasi kuat, sehat, dan berdaya saing. Itulah semangat HKN tahun ini,” pungkasnya.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan
Tag: KesehatanStunting