
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pelayanan kesehatan di kota Samarinda, khususnya Puskesmas Trauma Center di Jalan Cipto Mangunkusumo, Loa Janan Ilir sedang jadi sorotan masyarakat. Tidak sedikit warga yang berobat, mengeluhkan pelayanan buruk dan tidak optimal Puskesmas itu
Kabar itu sebelumnya mencuat di media sosial Facebook, hingga instagram. Warganet merespons, dan mengutarakan pengalaman yang sama.
Salah satu yang paling menonjol adalah dugaan layanan ketus dan kurang ramah dari petugas Puskesmas, terutama pada bagian penjagaan nomor antrean.
Kemudian proses pemeriksaan dan pengambilan obat juga dinilai sangat lambat dan tidak efisien. Pasien harus menunggu lamam. Ironisnya, setelah melalui antrean panjang, obat yang diberikan seringkali dianggap tidak proporsional dengan keluhan yang dialami. Banyak masyarakat yang berobat hanya dikasih vitamin dan Paracetamol saja.
Wartawan niaga.asia mencoba mendatangi Puskesmas Trauma Center, melihat langsung pelayanan Puskesmas itu kepada masyarakat.
Salah satu yang ditemui, adalah warga Jalan Barito, Loa Janan, Samarinda, Hamri berusia 63 tahun. Saat itu yang sedang menemani anaknya berobat ini.
Menurut Hamri, dari pengalaman dia berobat di Puskesmas, untuk pelayanan para tenaga kesehatan maupun penjaga nomor antrean ke pasien tidak ada masalah. Namun memang untuk waktu tunggu proses pengobatan memerlukan waktu lama.
“Nunggu di sini selalu lama. Tadi datang ke sini jam 9.30 pagi, sampai sekarang jam 11.12 belum selesai masih menunggu,” kata dia kepada niaga.asia, Kamis 13 November 2025.
Menurut Hamri yang tengah menemani anaknya berobat karena sakit diare itu menilai sistem pelayanan di Puskesmas tersebut juga sering buka tutup, terutama pelayanan sore hari. Di mana, seharusnya berdasarkan jam operasional pendaftaran rawat jalan pasien di Puskesmas itu.

Puskesmas Trauma Center membuka dua waktu layanan yakni pagi dan sore. Untuk layanan pagi, jadwalnya adalah pukul 07.30–11.00 Wita (Senin–Kamis) dan 07.30–10.00 Wita (Jumat–Sabtu).
Sementara layanan sore, jadwal seharusnya dimulai dari 14.30–17.30 Wita dan dilanjutkan kembali 19.00–19.30 Wita (Senin–Sabtu). Puskesmas ini tutup pada hari Minggu dan hari libur nasional.
“Dulu saya pernah berobat gula darah, gulanya tinggi sampai 150 tapi sekarang tidak kontrol lagi karena turun gulanya,” ujar Hamri.
“Cuman saya pernah berobat ke sini katanya jam 14.30 buka lagi. Pernah waktu itu kadang-kadang tidak buka juga. Saya berobat sore karena saya juga kerja. Jadi kadang jam 11 siang kurang seperempat di sini, juga sudah tidak terima layanan lagi,” terang Hamri.
Selain itu, selama dia dan keluarganya berobat di Puskesmas itu, kerap merasa antrean pengambilan obat terbilang lama.
“Nunggunya memang lama. Biar jam 7 kita turun sini lambat juga. Kadang bukanya jam setengah 8 belum banyak petugasnya, jadi kita nunggu lama. Pengambilan obat lambat, biasa hampir setengah jam nunggu obat aja,” ucapnya.
Kemudian untuk obat sendiri, para pasien kerap dikasih obat lainnya dan vitamin B kompleks. Kalau obat yang dibutuhkan tidak tersedia, pasien disarankan untuk membelinya di luar Puskesmas, sesuai resep yang dituliskan.
“Vitaminnya kadang dikasih 5 biji saja, tidak sekeping. Kalau obatnya mahal atau tidak ada di sini, disuruh beli di luar. Saya pernah sekali disuruh beli, sakit apalah dulu, saya tidak beli. Kalau harganya di atas 15 ribu, disuruh beli di apotik, dikasih resepnya dari sini (Puskesmas),” demikian Hamri.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KesehatanPelayanan PublikSamarinda