Pemasangan Stiker Keluarga Miskin Efektif Turunkan Angka Kemiskinan di Kaltim

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepahiang, Helmi Johan turun langsung menempel stiker Keluarga Miskin ke rumah penerima Bansos, Rabu 22 Oktober 2025. (Ilustrasi/Dok Helmi Johan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Sosial Kalimantan Timur menilai penempelan atau pemasangan stiker bertuliskan keluarga miskin penerima bantuan berdampak positif untuk menekan angka kemiskinan di Kaltim, karena bantuan yang diberikan jadi lebih tepat sasaran.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kaltim Achmad Rasyidi menerangkan, masyarakat penerima bantuan di Kaltim wajib terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSN) pada kategori desil 1 dan 2.

“Untuk di Kaltim, sekitar 120.000 orang masyarakat yang terdata sebagai penerima bantuan sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),” kata Rasyidi, di Halaman Parkir Gelora Kadrie Oening Sempaja, Jalan Wahid Hasyim I, Sabtu 15 November 2025.

Para penerima Bansos ini sebagian rumahnya telah dipasangi stiker keluarga miskin.

Terkait pemasangan stiker keluarga miskin ini, Rasyidi menyoroti ramainya sebaran informasi di media sosial, di mana masyarakat di sejumlah daerah menolak rumahnya dipasangi stiker itu dengan alasan malu.

Padahal, pemasangan stiker keluarga miskin penerima bantuan ini bagus, agar penyaluran Bansos menjadi lebih tepat sasaran.

“Pemasangan stiker orang miskin sebetulnya itu bagus. Pada tahun 2019/2020 sudah pernah kita melaksanakan itu, dan itu efektif menurunkan angka kemiskinan di Kaltim,” ujarnya.

Menurunnya angka kemiskinan ini diakibatkan banyak masyarakat yang sadar bahwa ternyata dirinya tidak masuk dalam kategori miskin, sehingga penting untuk dilakukan pembaharuan data.

“Mereka masuk dalam data DTSN. Begitu kita cek ke lapangan rumahnya bagus, bangunannya beton, ada mobil. Jadi begitu kita pasang, akhirnya mereka malu dan memutuskan keluar (dari data pencatatan sebagai masyarakat miskin),” jelas Rasyidi.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kaltim Achmad Rasyidi. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Namun saat ini terkait pemasangan stiker bertuliskan keluarga masyarakat miskin ini, diserahkan sepenuhnya kepada kabupaten/kota untuk menjalankannya dan telah dilakukan oleh pendamping PKH.

Tujuan utama dari penempelan stiker ini adalah untuk memudahkan dan mempercepat proses pendataan dan verifikasi.

“Karena kabupaten dan kota yang tahu warganya. Para pendamping PKH ini yang melaksanakan kegiatan pendataan bagi masyarakat miskin,” sebur Rasyidi.

Tidak hanya stiker bertuliskan keluarga miskin penerima bantuan, di kota Balikpapan misalnya, pemerintah setempat menandakan masyarakatnya masuk dalam kategori miskin dengan memberikan cat pilox (cat kaleng) salah satu bagian rumah.

“Jadi sebenarnya pemasangan stiker dan semacamnya perlu kita laksanakan, karena mereka banyak yang tidak mau keluar. Begitu di datangi pihak kelurahan, mereka pasti akan malu dan keluar (kalau keluarganya mampu),” jelas Rasyidi.

Bagi warga yang menolak atau tidak ingin rumahnya ditempelkan stiker keluarga miskin ini, dapat melaporkan diri ke kelurahan untuk dikeluarkan sebagai daftar penerima Bansos.

“Kalau dia tidak mau ditempel, artinya mampu,” demikian Rasyidi

Untuk itu, Dinsos Kaltim mendorong Dinsos di kabupaten/kota untuk dapat melakukan pemutakhiran data kemiskinan setiap harinya, ataupun setiap satu bulan sekali.

“Dengan begitu ini memudahkan kita dalam melakukan pendataan. Karena nanti dalam pendataannya, rumah mereka difoto sebagai bukti bahwa mereka masyarakat miskin,” demikian Achmad Rasyidi.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Advertorial Diskominfo Kaltim

Tag: