
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim tengah berupaya melepas ketergantungan pada sektor batu bara. Hal ini didasarkan karena prospek bisnis pasar batu bara di Kaltim semakin tidak menentu, termasuk menurunnya ekspor India dan China, yang selama ini menjadi negara tujuan ekspor batu bara dari Kaltim.
Prospek pasar yang anjlok itu berakibat terhadap laju pertumbuhan perekonomian Kaltim ikut berdampak.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Firnadi Ikhsan mendesak Pemprov segera melepas ketergantungan terhadap sektor pertambangan batu bara, sebagai penopang utama perekonomian Kaltim,.dan mencari sumber pendapatan baru yang lebih berkelanjutan.
“Kalau kita lihat memang potensi umum Kaltim kita berupa batu bara, namun ada sektor lain yang mampu di atasnya,” kata Ikhsan, ditemui di Gedung Utama B DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar Samarinda, Senin 17 November 2025.
Ikhsan mencontohkan, beberapa potensi lain yang dinilai mampu menggenjot pendapatan daerah Kaltim di antaranya sektor perkebunan dan perikanan. Dia melihat saat ini jumlah hasil perikanan di Kaltim cukup melimpah.
Selain itu, Kaltim juga telah dinyatakan swasembada pangan di sektor perikanan. Oleh karena itu, dengan melakukan optimalisasi sektor perikanan ini, Ikhsan optimistis memberikan kontribusi pemasukan ke daerah yang lebih besar buat Kaltim.
“Kalau kemarin kita ketergantungan pertambangan, maka saat ini perlu kesadaran kita untuk dapat mengelola sektor perikanan dan perkebunan,” tegas dia.
Namun demikian, politikus PKS itu mengingatkan proses transisi ini butuh kesabaran. Sebab, kontribusi sektor non tambang tidak bisa langsung menyamai sumbangan besar dari pertambangan batu bara.
“Kita perlu mencari pengganti apa yang hilang dan bisa berkelanjutan,” sebut Ikhsan.
Selain sektor pertambangan batu bara yang semakin merosot, kondisi perekonomian Kaltim berpotensi semakin anjlok oleh adanya pengurangan dana Transfer ke Daerah (TKD) hingga 73 persen, yang tentu berdampak bagi pada pemasukan Kaltim.
“Kita sudah dengar terkait pengurangan TKD ini, dan bakal berdampak terhadap pembangunan di Kaltim,” kata Ikhsan.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, Pemprov Kaltim diminta untuk dapat menciptakan ruang pendapatan baru dengan mengoptimalkan peran Perusahaan Daerah (Perseroda).
“Perseroda kita harus terus dibenahi, untuk menggali potensi-potensi perseroda yang dapat memengaruhi percepatan pendapatan,” terang Ikhsan lagi.
Perseroda di Kaltim ini juga diharapkan dapat berjibaku mengelola sektor perkebunan dan perikanan Kaltim.
“Dengan begitu kita bisa menggantikan pertambangan,” demikian Firnadi Ikhsan
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Advertorial DPRD Kaltim
Tag: DPRD KaltimKaltimPADPerkebunan