
SINGAPURA.NIAGA.ASIA – Indonesia terus memperkuat posisinya dalam arsitektur perdagangan global dengan mendorong kerja sama ekonomi, investasi, dan integrasi kawasan. Upaya tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menjaga stabilitas pertumbuhan dan membuka peluang kemitraan yang lebih luas, khususnya dengan negara-negara mitra strategis.
“Kemitraan ini menawarkan respons kolektif dengan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, memajukan perdagangan digital, dan mempromosikan investasi berkelanjutan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto saat menghadiri the 1st Future Investment and Trade Partnership Ministerial Meeting (FMM) di Singapura, Selasa (18/11).
Pertemuan tingkat menteri ini merupakan forum perdana yang mempertemukan negara-negara mitra untuk merumuskan langkah strategis menghadapi tantangan perdagangan modern. Forum ini dideklarasikan dua bulan lalu untuk memperkuat perdagangan dan investasi global melalui prinsip keterbukaan, ketahanan, dan inovasi. Melalui forum ini, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap penguatan perdagangan global, integrasi rantai pasok, dan transformasi digital.
“FIT menyediakan platform bagi negara-negara, baik besar maupun kecil, untuk menjaga kesejahteraan dan ketahanan. Bagi Indonesia, FIT memiliki arti penting tersendiri sebagai ekonomi pertanian yang besar. Kami sangat menyadari kerentanan dalam rantai pasok pangan, energi, dan industri,” imbuh Menko Airlangga.
Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memandang FIT sebagai wadah kolaboratif yang dapat memperkuat koordinasi dalam menghadapi risiko bersama. Ia menyoroti Welcome Agenda, yang dinilai mendukung pemetaan risiko dan penguatan regulasi, serta membantu memastikan stabilitas sambil mendorong integrasi UMKM ke dalam rantai nilai global. Indonesia juga menekankan pentingnya agenda transformasi digital, termasuk proyeksi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai USD360 miliar pada tahun 2030.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyoroti pentingnya perdagangan digital dan sistem paperless. Standardisasi dokumen elektronik, penguatan keamanan siber, dan interoperabilitas sistem digital antarnegara sangat diperlukan agar dapat menekan biaya dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Digitalisasi juga harus memberikan manfaat nyata bagi UMKM melalui proses kepabeanan yang lebih sederhana dan akses pasar yang lebih luas. Selain itu, Indonesia menilai bahwa perdagangan digital dapat mendukung transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan komitmen net-zero Indonesia.
Melalui rangkaian agenda FMM, Indonesia menegaskan perannya dalam mendorong transformasi ekonomi regional dan global. Menko Airlangga menyatakan kesiapan Indonesia untuk bekerja sama dengan seluruh negara mitra FIT dalam membangun arsitektur perdagangan yang lebih tangguh, inklusif, dan berorientasi masa depan. Indonesia meyakini bahwa pendekatan berbasiskan inovasi dan keberlanjutan akan memperkuat peran FIT sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional dan global.
“Paperless trade akan menjadi pendorong utama efisiensi, transparansi, dan inklusivitas. Kami memandang FIT sebagai platform untuk menyelaraskan standar, memperkuat keamanan siber, dan memberdayakan usaha mikro dan kecil-menengah untuk mengakses pasar global. Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menjadi anggota FIT ini,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga antara lain Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional Bobby C. Siagian.
Sumber: Siaran Pers Kemenko Perekonomian | Editor: Intoniswan
Tag: InvestasiPerdagangan