
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menilai pengembangan industri pengolahan bambu di Indonesia perlu memperhatikan sejumlah tantangan penting. Di antaranya, ketersediaan bahan baku dengan standar kualitas industri masih terbatas, dan teknologi permesinan yang digunakan banyak pelaku usaha umumnya masih sederhana.
Selain itu, keterampilan sumber daya manusia dalam membuat, merancang, dan mengembangkan produk baru juga masih perlu ditingkatkan.
“Pengetahuan mengenai diversifikasi produk dan tren desain global juga perlu diperluas agar industri bambu Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara yang lebih maju, seperti China, yang telah memiliki ekosistem bambu modern dan terintegrasi,” ungkapnya di Jakarta, Jum’at (21/11/2025).
Untuk itu, aspek pengolahan pascapanen menjadi sangat krusial karena proses inilah yang menentukan kualitas bahan baku sebelum diolah menjadi produk akhir. Saat ini, banyak proses pengolahan pascapanen masih dilakukan secara otodidak sehingga kualitasnya tidak konsisten.
Melihat kebutuhan tersebut, Ditjen IKMA menggandeng Yayasan Pengrajin Bambu Indonesia (YPBI), sebuah lembaga pelestari bambu yang juga menjadi pusat pelatihan bagi para perajin, untuk meningkatkan kualitas produksi melalui berbagai program pelatihan.
Dalam kerja sama ini, Ditjen IKMA memberikan pelatihan teknis bagi sepuluh perajin di bawah naungan YPBI, termasuk pelatihan pengoperasian mesin, teknik pengolahan pascapanen, serta peningkatan keterampilan membuat produk baru.
Pelatihan tersebut berlangsung di Kabupaten Bogor pada 20–23 Oktober 2025. Sejalan dengan itu, Ditjen IKMA juga memberikan fasilitasi berupa mesin potong, mesin pembelah dan perajang, mesin press laminasi, serta mesin planner yang dilengkapi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Plt. Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi menambahkan bahwa penggunaan mesin-mesin tersebut telah meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi perajin secara signifikan.
Bahkan, setelah menerima fasilitasi, YPBI telah memperoleh beberapa pesanan dalam jumlah besar seperti aplikasi plafon interior anyaman bambu untuk Employee Centre PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, pembuatan produk cangkir dan botol minum bekerja sama dengan Sentra Bambu Bangli, serta pembuatan anyaman untuk rumah di kawasan Puncak Paseban Bogor.
Sumber: Siaran Pers Kemenperin | Editor: Intoniswan
Tag: bambuFurnitur