Ekonomi Kaltim Dalam Kondisi yang Solid

Meski ekpsor batubara melemah tapi secara keseluruhan neraca perdagangan Kaltim masih surplus kuat dibandingkan impor. (Foto Dok PT KKT)

SAMARINDA.NIAGA.ASIAEkonomi Kalimantan Timur (Kaltim) sampai dengan September 2025  berada dalam kondisi makroekonomi yang solid dengan pertumbuhan yang stabil, stabilitas harga yang sangat baik (inflasi rendah), dan surplus perdagangan yang besar. Indikator kesejahteraan, seperti IPM, NTP, dan TPT, menunjukkan tren positif.

Demikian dirilis Kepala Kanwil Ditjen Perbendahaan Provinsi Kalimantan Timur, Edih Mulyadi, dilaman resmi Kanwil Ditjen Perbendahaan Provinsi Kaltim, minggu ke-IV Oktober lalu.

Menurut Edih, kondisi makroekonomi yang solid tersebut tercermin dari posisi Neraca Perdagangan Akumulatif surplus sebesar US$ 10.483,32 juta. Surplus yang sangat besar, menunjukkan posisi Kaltim sebagai eksportir netto (pengekspor bersih) yang kuat.

“Ekspor Akumulatif sebesar US$ 1.828,97 Juta, jauh lebih tinggi dari pada impor, yang menunjukkan Kaltim sebagai produsen komoditas, khususnya energi dan mineral (batu bara) serta CPO. Impor Akumulatif sebesar US$ 310,45 Juta, impor yang lebih rendah dibandingkan ekspor menegaskan ketergantungan Kaltim pada pasar internasional,” katanya.

Kemudian, menurut Edih, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur memproyeksikan bahwa perekonomian Kalimantan Timur akan mengalami perbaikan signifikan pada Triwulan III tahun 2025 setelah sempat melambat pada dua triwulan sebelumnya berdasarkan perkembangan Likert Scale (LS).

“Peningkatan pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja sektor utama, yaitu Pertambangan dan Penggalian, serta kontribusi positif dari sektor Industri Pengolahan, khususnya CPO dan kayu olahan. Selain itu, aktivitas Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Akomodasi dan Makanan Minuman, juga diperkirakan mengikuti tren pertumbuhan yang positif.”

Tidak hanya itu, pada September 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,58. Inflasi y-on-yterjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, kecuali kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok transportasi, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

“Sedangkan Tingkat inflasi month to month (m-to-m) September 2025 sebesar 0,04 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) September 2025 sebesar 1,54 persen,” ujar Edih, mengutip laporan BI Kaltim.

Selanjutnya, BPS Kaltim melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) September 2025 sebesar 146,50 atau naik 1,27 persen dibandingkan dengan NTP pada Agustus 2025. Kenaikan NTP disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani naik sebesar 0,98 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani  hanya turun sebesar 0,29 persen.

Nilai Tukar Nelayan (NTN) September 2025 sebesar 100,77 persen atau naik 0,95 persen dibandingkan dengan NTN pada Agustus 2025 disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima nelayan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan . Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) September 2025 sebesar 152,45 atau naik 0,95 persen.

Edih menambahkan, dalam rangka meningkatkan UMKM di Kalimantan Timur, Pemerintah menyalurkan bantuan kredit Ultra Mikro (Umi) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Realisasi penyaluran UMi 1 Januari – 30 September 2025 sebanyak Rp42 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 8.469 debitur.

“Realisasi penyaluran KUR 1 Januari – 30 September 2025 sebanyak Rp3,05 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 39.104 debitur,” pungkasnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Advertorial Diskominfo Kaltim

Tag: