Ada 10 Komoditas Indonesia Bisa Masuk ke Pasar Peru

Gelar wicara di forum “Strategic Forum Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA” di Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Jakarta, Selasa, (25/11/2025). (Foto Kemendag/Niaga.Asia) 

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Ada 10 komoditas utama yang dapat dioptimalkan bisa masuk ke pasar Peru dengan adanya Indonesia-Peru CEPA, yakni sektor mobil penumpang dan kendaraan bermotor lainnya (HS 8703), alas kaki (HS 6402, 6403, dan 6404), minyak kelapa sawit dan turunannya (HS 1511), lemari pendingin (HS 8414), kertas dan karton (HS 4802), margarin (HS 1517), cengkih (HS 0907), dan mesin cetak (HS 8443).

“Ada sepuluh komoditas utama dalam Indonesia-Peru CEPA. Pelaku usaha bisa benar-benar menikmati dengan adanya penurunan tarif. Selain itu, pelaku usaha juga dapat memanfaatkan perjanjian ini untuk mengimpor bahan baku,” kata  Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono saat berbicara di  forum “Strategic Forum Indonesia-Peru CEPA dan Indonesia-Tunisia PTA” pada Selasa, (25/11) di Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan, Jakarta.

Forum ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk membahas potensi, peluang, serta tantangan implementasi perjanjian dagang dengan Peru dan Tunisia. Menurutnya, forum ini merupakan awal dari kolaborasi yang akan terus berlanjut.

“Ini bukanlah akhir dari segalanya. Ini hanyalah permulaan, awal dari kolaborasi kita yang lebih lanjut. Kami berharap kita dapat membuka babak penting baru, mengkaji potensi peluang sekaligus tantangan, termasuk pada Indonesia-Peru CEPA,” kata Djatmiko.

Assistant Vice President Petrokimia Gresik Afan Anas yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi forum yang diadakan oleh Kemendag.

“Forum ini sangat bagus, memberikan informasi peluang yang bisa kami manfaatkan kedepannya. Dengan adanya perjanjian ini, harapannya bisa menguntungkan bagi pelaku industri,” ujar Afan.

Forum dilanjutkan dengan gelar wicara (talk show) yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, membahas tema “Peluang dan Tantangan yang Optimal Indonesia-Peru CEPA. Sesi ini juga menghadirkan para narasumber, Duta Besar Peru untuk Indonesia H.E. Luis Raúl Tsuboyama Galván; Sekretaris Lembaga Riset Internasional Sosial, Ekonomi, dan Kawasan IPB Widyastutik; Wakil Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jahja B. Soenarjo; dan Manager Ekspor PT AKGoldenesia Irma Nuranggraini.

Kemudian Dubes Peru, Luis menyampaikan, Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara, yang berpotensi menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia. Dengan Perjanjian Indonesia-Peru CEPA, Indonesia dapat menjajaki Peru, yang menjadi pintu gerbang dalam mengakses pasar perdagangan Amerika Latin.

“Perjanjian Indonesia-Peru CEPA merupakan kesempatan yang baik untuk Indonesia dan Peru. Perjanjian ini tidak hanya selesai ditandatangani, tetapi bagaimana butuh implementasi nyata oleh kedua negara,” ungkap Luis.

Dari sisi asosiasi, Wakil Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jahja B. Soenarjo,  memaparkan, Indonesia-Peru CEPA membuka peluang besar bagi pelaku usaha. Untuk dapat memanfaatkan perjanjian secara maksimal, pelaku usaha harus melakukan eksekusi secara nyata dan berkelanjutan.

“Sebagai pelaku usaha, jangan hanya mendapatkan single time buyer. Kita harus mencari mitra yang tepat untuk dapat membangun bisnis yang berkelanjutan,” ujar Jahja.

Irma dari PT AKGoldenesia turut memaparkan bagaimana Indonesia-Peru CEPA memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha. PT AKGoldenesia telah melakukan ekspor ke Peru dan sejumlah negara Amerika Latin lainnya. Tarif yang turun dengan adanya Indonesia-Peru CEPA berpotensi mendorong peningkatan nilai dan volume ekspor Indonesia.

“Dengan adanya Indonesia-Peru CEPA, kami berharap dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Peru dan dapat membawa produk Indonesia menembus pasar internasional yang lebih luas lagi,” ujar Irma.

Dari sisi akademisi, Sekretaris Lembaga Riset Internasional Sosial, Ekonomi, dan Kawasan IPB Widyastutik, memaparkan bagaimana Indonesia-Peru CEPA berkontribusi pada diversifikasi dagang Indonesia.

“Melalui Indonesia-Peru CEPA, Indonesia memperluas jangkauan pasarnya tidak hanya ke kawasan tradisional saja, tetapi juga menjangkau kawasan nontradisional seperti Amerika Selatan. Diversifikasi menjadi kunci dalam memperkuat resiliensi ekonomi Indonesia,” pungkasnya.

Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan

Tag: