Polisi Buru Perusak Kebun Teh di Kabupaten Bandung

Kebun teh seluas 150 hektare di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dirusak orang tak dikenal. (Foto Istimewa)

BANDUNG.NIAGA.ASIA – Pihak Kepolisian tengah mendalami kasus kerusakan kebun teh seluas 150 hektare di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Polisi memburu pihak yang bertanggung jawab, termasuk aktor yang menggerakkan warga lokal.

Kapolresta Bandung, Kombes. Pol. Aldi Subartono, mengatakan, bahwa kasus penebangan pohon teh sudah memasuki tahap penyidikan.

Berbagai saksi telah diperiksa untuk mengetahui peran masing-masing pihak dalam aksi ilegal tersebut, terutama terkait siapa yang memberi modal dan menggerakkan masyarakat agar menebang pohon teh.

“Dalam kasus ini, ada pihak yang memberikan modal dan menggerakkan warga menebang pohon teh untuk dijadikan lahan kentang. Kami akan menelusuri siapa yang mendanai kegiatan ini,” ujar Kapolresta Bandung, diansir dari laman teropongmedia, Sabtu (29/11/25).

Dalam kesempatannya, ia menyebut bahwa tindakan ini tidak dilakukan secara spontan oleh warga, melainkan ada pihak yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk kepentingan pribadi.

“Ini bukan sekadar warga menebang pohon sendiri. Ada pihak yang memberi modal, mengatur strategi, dan menjadikan lahan untuk kebutuhan lain, dalam hal ini perkebunan kentang,” jelasnya.

Kerusakan kebun teh ini bukan sekadar kehilangan tanaman, tetapi juga berdampak pada keselamatan warga setempat.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyatakan, bahwa penebangan ilegal menjadi salah satu pemicu banjir bandang di wilayah Pangalengan.

Selain menurunkan kualitas lingkungan, praktik ini juga mengancam potensi wisata dan kesejahteraan masyarakat.

“Penebangan pohon teh menyebabkan banjir bandang. Camat, DPRD, dan masyarakat sudah melaporkan hal ini. Kami bergerak cepat agar kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.

Pemerintah daerah bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan memastikan kebun teh yang menjadi aset budaya dan ekonomi lokal tetap terjaga.

Tag: