
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Oktober 2025 mengalami surplus sebesar US$1.394,16 juta. Neraca perdagangan sektor nonmigas tercatat surplus sebesar US$1.589,51 juta, sebaliknya sektor migas tercatat defisit sebesar US$195,35 juta.
Demikian dilaporkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Yusniar Juliana, S.ST, MIDEC, dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/12/2025).
Nilai ekspor Provinsi Kalimantan Timur pada Oktober 2025 tercatat US$1.866,84 juta, atau naik sebesar 11,23 dibandingkan dengan September 2025. Nilai ekspor tebesar berasal dari sektor pertambangan, kemudian industri pengolahan, migas, dan pertanian.
“Ekspor migas Oktober 2025 tercatat sebesar US$199,44 juta, atau naik sebesar 36,50 persen dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, ekspor nonmigas tercatat US$1.667,40 juta, atau naik sebesar 8,82 persen,” ungkap Yusniar.
Tiga negara tujuan utama ekspor Kaltim pada Oktober 2025, masih Tiongkok, Jepang, dan India. Nilai ekspor Kaltim ke kawasan Asean mencapai 16,53 persen dan ke Uni Eropa 2,07, sisanya tersebar ke manca negara.
BPS Kaltim juga mencatat, harga batubara global pada Oktober 2025 berada pada tren koreksi drastis, di mana Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia berkisar US$106,94 per
ton hingga US$109,74 per ton, turun signifikan jika dibandingkan dengan level harga Oktober 2024.
“Penurunan tersebut didorong oleh kelebihan pasokan global, melemahnya permintaan konsumen utama akibat stok yang meningkat, dan pesatnya transisi energi global. “
Secara kumulatif dari Januari hingga Oktober 2025, volume impor batubara China mengalami penurunan hingga 11 persen (c-to-c).
Volume impor batubara Vietnam dari Indonesia pada bulan Oktober 2025 juga mengalami penurunan hingga 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya (y-on-y).
Kemudian, nilai impor Provinsi Kalimantan Timur pada Oktober 2025 tercatat sebesar US$472,68 juta, atau naik sebesar 7,82 persen jika dibandingkan dengan nilai impor September 2025.

Worldbank memproyeksi harga pupuk global akan naik sekitar 21 persen sepanjang tahun 2025. Lonjakan ini terjadi karena permintaan yang kuat dan pasokan yang ketat, serta adanya pembatasan ekspor dari beberapa negara produsen utama.
Impor pupuk Urea India pada periode April-Oktober 2025 mengalami lonjakan lebih dari dua kali lipat. Peningkatan impor tersebut didorong oleh permintaan domestik yang cukup tinggi untuk menghadapi musim Kharif 2025. India merupakan salah satu negara tujuan ekspor pupuk (Urea/Amoniak) dari Kaltim.
Sebaliknya, pada bulan Oktober 2025, volume impor batubara Jepang mengalami peningkatan sebesar 6,69 persen jika dibandingkan dengan September 2025 (m-to-m) atau meningkat 3,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (y-on-y).
“Nilai impor migas tercatat sebesar US$394,79 juta, atau naik sebesar 5,31 persen dibandingkan dengan nilai impor September 2025. Sementara itu, nilai impor nonmigas Oktober 2025 tercatat sebesar US$77,89 juta, atau naik sebesar 22,64 persen,” kata Yusniar menjelaskan.
Barang yang diimpor Kaltim, terbesar nilainya adalah bahan baku/penolong industri yakni 446,21 juta USD dan barang modal 25,80 juta USD.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekspor Kaltim