Kaltim Kekurangan Ahli Gizi, 503 Orang Tangani Sekitar 4 Juta Penduduk

Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Wakil Ketua DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis menyatakan Kaltim kekurangan ahli gizi, sehingga berdampak pada tingginya prevalensi stunting daerah sebesar 22,2 persen pada 2024.

Menurut Ananda untuk mencapai target nasional penurunan stunting di daerah, Kaltim perlu menambah jumlah tenaga ahli gizi hingga dua kali lipat.

“Secara nasional 35 orang tenaga gizi ini melayani 100.000 penduduk Kaltim,” kata Ananda, ditemui di Gedung E DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, belum lama ini.

Saat ini disampaikan Ananda jumlah ahli gizi Kalitm hanya 503 orang dengan jumlah penduduk Kaltim menembus hingga 4 juta jiwa pada 2024 lalu.

“Maka rasionya gak sampai. Artinya 100.000 jiwa penduduk yang harusnya ditangani 35 orang tenaga ahli gizi, di Kaltim malah ditangani kurang lebih hanya 13 orang saja,” ujar Ananda.

Politisi PDIP itu menekankan pentingnya penambahan tenaga gizi agar pelayanan dan pemantauan gizi di masyarakat bisa lebih efektif, terutama dalam mengatasi kasus stunting.

“Artinya Kaltim masih kekurangan sumber daya manusia ahli gizi, yang bekerja di berbagai fasilitas kesehatan maupun Posyandu. Sehingga pemantauan tumbuh kembang tidak intensif dan cakupan intervensi spesifik lebih rendah,” jelas Ananda.

Untuk itu, Pemprov Kaltim diminta untuk dapat menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang mencetak lulusan-lulusan ahli gizi setiap tahunnya di Kaltim.

“Banyak perguruan tinggi yang mencetak SDM ahli gizi seperti Universitas Mulawarman, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Samarinda. Bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli gizi itu,” demikian Ananda Emira Moeis.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Advertorial DPRD Kaltim

Tag: