
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Jual beli kembang api dan petasan di Kota Samarinda masih saja ramai jelang malam pergantian tahun, meskipun dilarang pihak berwenang.
Dari pantauan niaga.asia di lapangan, di beberapa titik strategis seperti kawasan Jalan Gadjah Mada (sekitar Pasar Pagi), Jalan Urip Sumoharjo, hingga Jalan Gerilya, menunjukkan deretan lapak pedagang kembang api dan petasan.
Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak tampak antusias memilah-milah petasan dan kembang api berbagai ukuran.
Larangan itu berpesta kembang api dikeluarkan bukan tanpa alasan, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menjelaskan kebijakan itu merupakan bentuk keprihatinan dan empati terhadap daerah-daerah terdampak bencana alam, khususnya wilayah Sumatera.
Selain itu, hal ini juga merupakan bentuk arahan dari Polda Kaltim untuk meniadakan euforia berlebih pada malam pergantian tahun di wilayah hukum Polda Kaltim, termasuk di Kota Samarinda, sebagai bentuk wujud solidaritas kemanusiaan.

Pihaknya juga telah menyurati pengelola hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan agar tidak menyelenggarakan pesta kembang api. Terkait keberadaan pedagang di pinggir jalan, kepolisian juga akan melakukan penertiban dan pembatasan.
“Pedagang kembang api pasti akan kami tindak lanjuti. Akan ada pembatasan karena arahannya sudah jelas, tidak ada perayaan dengan kembang api,” kata Hendri, Selasa 30 Desember 2025.
Meskipun sudah ada larangan, di sisi lain, masih terlihat keberadaan pedagang kembang api dan petasan di sejumlah ruas jalan.
Salah satu pedagang kembang api dan petasan di Jalan Gadjah Mada, Ayuni menerangkan, dia berjualan kembang api sejak bertahun-tahun lamanya di Samarinda ini mengaku permintaan masyarakat terhadap kembang api dan petasan sudah mulai ramai sejak awal Desember.
“Ramainya pas masuk awal Desember sudah mulai. Dibanding hari biasa memang lebih ramai mendekati tutup tahun ini,” kata dia, saat diwawancarai niaga.asia, Rabu 31 Desember 2025.
Sejak saat itu, tidak tanggung-tanggung, penjualannya kini bukan lagi satuan, melainkan dalam jumlah besar.
“Bukan perbiji lagi tapi perdus-dusan keluar (berhasil dijual). Apalagi seminggu sebelum akhir tahun tambah ramai, bisa sampai 5 dus dalam sehari keluar,” jelasnya.
Koleksi petasan di lapaknya juga tergolong lengkap. Mulai dari petasan lempar, disko, bawang, tulis, korek, bola asap, gasing, air mancur, petasan pesta hingga kembang api berbagai ukuran.

Selain itu, harga petasan dan kembang api ini bervariasi dan relatif ramah di kantong. Mulai dari Rp5 ribu hingga yang paling mewah mencapai Rp1 juta per pieces. Sedangkan untuk kembang api isi 4 pak sendiri mulai dari Rp25 ribu hingga Rp35 ribu tergantung ukuran.
“Paling laku ya petasan bawang, kretek dan petasan tulis, murah dan aman buat anak-anak. Kalau yang mahal itu petasan pesta ada yang sampai Rp1 juta,” jelasnya.
Ayuni juga bilang petasan dan kembang api ini didatangkan dari agen di Samarinda, Pulau Jawa, Muara Wahau, Sanga-Sanga, Sangatta, Bontang, hingga Paser.
Untuk pelanggan sendiri, menurutnya paling banyak dari masyarakat Samarinda sekitarnya. Rencananya Ayuni akan tetap buka hingga puncak malam tahun baru selesai pukul 00.00 Wita.
“Rencana buka sampai malam tahun baru, namanya setahun sekali,” demikian Ayuni.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Kembang ApiSamarindaTahun Baru