Abdul Gushai, Sarjana Keperawatan Aktif sebagai Petani Hidproponik

Gubernur Kaltim DR. H Isran Noor bersama Kadis Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Siti Farisha Yana saat panen Selada Air di lahan Abdul Gushai. (Foto : Intoniswan/Niaga Asia)

SAMBOJA.NIAGA.ASIA – Petanian hidroponik Abdul Gushai di lahan seluas 630 m2 di Desa Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah yang pertama dikunjungi Gubernur Kaltim, DR. H Isran Noor dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, dan Balikpapan yang dimulai hari ini, Kamis (14/10/2021).

Gushai saat diwawancarai Niaga Asia mengaku sudah aktif jadi petani hidroponik sejak 2 tahun lalu, atau saat umurnya masih 26 tahun.

“Saya menanam selada air dan sawi-sawian,” katanya.

Ia mempunyai usaha tani hidroponik seluas 630 m2 yang dibagi dua. Satu bidang untuk menanam selada air dan satunya lagi sawi-sawian.

Untuk investasi, lanjut Gushai, untuk bidang lahan seluas 315 m2 diperlukan investasi sekitar Rp150 juta.

“Pengeluaran terbanyak untuk rangka baja, plastik atap dan pipa,” ungkapnya.

Ia mengaku dalam urusan pemasaran tidak ada masalah karena diserap pasar tradisional, pasar modern, dan restoran di Balikpapan.

Abdul Gushai pemilik pertanian hidroponik seluas 630 M2. (Foto: Intoniswan/Niaga Asia)

“Meski pasar terjamin, tetap saja investasi Rp150 juta baru kembali kurang lebih 2 tahun,” paparnya.

Diterangkan, dari harga jual 2 pek Selada Air Rp10 ribu, mendapat keuntungan Rp6 ribu. “Satu pek itu sama dengan 2 rumpun Selada Air. Tanaman sudah layak dipanen pada umur 30-35 hari,” ujarnya.

Selama pandemi permintaan pasar memang menurun karena banyak restoran tutup terkena aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Gushai yang sarjana Keperawatan itu menerangkan, rata rata yang aktif di usaha tani hidroponik usianya 40 tahun.

“Sedangkan anak muda, berminat juga tapi terkendala modal,” ujarnya.

Sementara Ketua Asosiasi Hidroponik Kota Balikpapan, Noormansyah menjelaskan, untuk pemasaran tidak ada masalah, karena kebutuhan Balikpapan sangat besar dan belum bisa dipenuni oleh petani Samboja.

“Prospeknya cerah,” pungkasnya.

Penulis : Intoniswan | Editor : Saud Rosadi

Tag: