Achmad Sukamto Tinggalkan Partai Demokrat

H Achmad Sukamto bersama enam ketua PAC Partai Demokrat di Kota Samarinda terhitung hari ini, Selasa (14/6/2022) menyatakan mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrat Samarinda. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tokoh sekaligus pemikir Partai Demokrat Kota Samarinda, H Achmad Sukamto, terhitung hari ini, Selasa (14/6/2022) menyatakan meninggalkan  Partai Demokrat.

Turut  meninggalkan Partai Demokrat bersama Sukamto, enam ketua Pengurus Anak Cabang  PAC) Partai Demokrat  di Samarinda yaitu dari Loa Janan Ilir, Palaran, Samarinda Seberang, Sambutan, Samarinda Ulu, dan Samarinda Kota, ditambah pengurus DPD Partai Demokrat Kaltim, yaitu H Muhammad  Firmanuddin,  Teguh Rizki Fauzi, Dian Wahyudi, dan beberapa lainnya.

Keluarnya Sukamto yang sudah membesar Partai Demokrat sejak tahun 2007 dan selama dua periode menjadi anggota DPRD Kaltim  bersama enam ketua PAC di Samarinda ditandai dengan melepas baju seragam Partai Demokrat.

“Kami dengan ini menyatakan mengundurkan diri dari Partai Demokrat, berhenti sebagai anggota dan kader. Baju dan KTA (Kartu Tanda Anggota) Partai Demokrat ini akan kami kembalikan ke DPD Partai Demokrat,” ungkap Sukamto dihadapan wartawan di Samarinda.

Menurut Sukamto, Wakil Ketua DPRD Samarinda Periode 2014-2019 ini, dia bersama rekan-rekannya keluar dari Partai Demokrat, karena menilai  Partai Demokrat  dalam hal kaderisasi sudah keluar  peraturan organisasi (PO) dan itu bertentangan dengan idealismenya.

“Jenjang kaderisasi di Partai Demokrat sudah tidak mengayomi kader yang memiliki loyalitas dan dedikasi terhadap partai, sehingga sebesar apapun pengorbatan dan perbuatan kader dalam membangun partai tidak pernah memiliki nilai lagi,” kata Sukamto, menerangkan alasan pertamai dirinya keluar.

Kedua,  lanjutnya, ada oknum- oknum DPP Partai Demokrat suka mengabaikan nilai-nilai objektif  yang disampaikan dari PAC.

“Sebagai contoh, dalam pemilihan ketua DPC Partai Demokrat Samarinda, saya yang didukung 6 PAC untuk jadi ketua DPC atau dapat dukungan dominan, tidak menjamin dipilih DPP  sebagai ketua, karena oknum-oknum (Tim Lima) di DPP mengedepankan penilaian subjektif, like and dislike,” tegasnya.

Terakhir, Sukamto menyebut dirinya keluar dari Partai Demokrat, karena DPP Partai Demokrat benar-benar tidak menghargai komitmen dan loyalitasnya sebagai kader.

“Apa yang saya berikan selama ini benar-benar tak ada nilianya di DPP,” ujarnya.

Dirinya yang sudah mengabdi belasan tahun, oleh DPP dikalahkan dengan kader karbitan yang dapat dukungan minoritas dalam Muswil Partai Demokrat Samarinda. Sekarang ini tak jelas standarisasi seseorang untuk menjadi ketua di Partai Demokrat.

“Daripada menjadi bagian dari sesuatu yang rusak, maka saya memilih untuk mengundurkan diri dan akan mencoba mendekati partai lain yang sekiranya sesuai dengan nilai-nilai perjuangan dan idealisme yang saya anut bersama enam ketua PAC ini,” pungkasnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: