Ada Ketidakpuasan Cara Polri Ungkap Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda

Meli Sari (30) memegang foto balita Yusuf semasa hidup. Dia meminta kejelasan sebab kematian balitanya dengan menemui Hotman Paris di Jakarta. (Foto : screenshot/Hotman Paris)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Polisi memastikan proses pemeriksaan forensik jenazah balita Ahmad Yusuf Ghazali, yang ditemukan tanpa kepala jadi tanggungan Polri. Termasuk, rencana autopsi forensik Mabes Polri, Selasa (18/2) besok, usai membongkar makam balita Yusuf.

Penegasan itu, untuk memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa proses forensik semisal autopsi kasus korban dugaan tindak kriminal, terlebih lagi menyita perhatian publik, menjadi tanggungan Polri.

Sebelumnya, untuk kasus balita Yusuf, telah dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter forensik di Samarinda. Seiring itu, juga dilakukan tes uji DNA balita Yusuf, di Mabes Polri. Terbaru, forensik lanjutan atau autopsi, bakal dilakukan kembali meski di makam Yusuf hanya menyisakan tulang belulang.

“Polri (tanggungan biaya oleh Polri),” kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, di kantornya, Senin (17/2).

Arif menegaskan, upaya melakukan forensik lanjutan, sebagai cara Polri merespons permintaan yang tidak puas dengan kinerja Polri di Samarinda. Meski, hasil forensik sebelumnya menyatakan, tidak ditemukan tanda kekerasan yang mengakibatkan kematian balita malang itu.

“Karena ada permintaan keluarga, yang tidak puas dengan kinerja, atau penyelidikan kami, makanya saya semaksimal mungkin bekerja profesional,” ujar Arif.

“Barangkali, dari hasil Mabes Polri nanti, akan memberikan semacam kepastian sebab kematian, atau cara kematian korban. Karena dari tulang pun, mereka (forensik Mabes Polri) mungkin bisa menindaklanjuti,” tambah Arif.

PAUD di kawasan Jalan AW Syachranie tempat hilangnya balita Yusuf, Jumat (22/11). Balita Yusuf ditemukan tidak bernyawa 16 hari kemudian, Minggu (8/12). (foto : Niaga Asia)

Arif mengungkap, permintaan autopsi juga diajukan oleh pihak keluarga. “Dari pihak keluarga, dan dari Polri juga. Tentu ingin tahu lebih jauh proses lanjutan, dari forensik awal dan kedua ini, apakah ada perbedaan yang bisa kita tindaklanjuti,” jelas Arif.

Kendati demikian, lanjut Arif, sejauh ini tidak ditemukan fakta-fakta yang mengarah ke arah peculikan dan pengambilan organ tubuh. “Kami akan profesional, apakah ada informasi, kita pasti tindaklanjuti. Tapi, informasi adanya kemungkinan bukti baru, belum kita terima dari pihak keluarga,” jelas Arif lagi.

Pencarian Kepala Balita Yusuf

Di samping penyelidikan bakal memasuki babak baru melalui autopsi tim forensik Mabes Polri, Arif juga menegaskan kepolisian bersama relawan, terus berupaya mencari organ tubuh korban lainnya, seperti kepala.

Diketahui, jarak parit dekat PAUD Jannatul Athfaal hingga lokasi parit ditemukannya jasad balita Yusuf berjarak sekitar 4 kilometer, melalui parit kecil hingga besar, yang dilengkapi jeruji besih penyaring sampah.

“Kita sudah telusuri bersama relawan tapi kita tidak temukan kepala korban. Radius diperluas hingga parit besar ke arah Sungai Mahakam,” terang Arif

Arif juga meminta, masyarakat mempercayakan penyelidikan lanjutan kasus ini kepada Polri. Sebab, korban merupakan korban pembunuhan dan organ tubuhnya diambil, masih sebatas dugaan. “Karena baru dugaan, kita tunggu sama-sama hasil dari Mabes Polri. Jangan berandai-andai, dan sesuai fakta yang ada. Masyarakat kami harap bersabar, kita tunggu tim Mabes Polri, untuk tahu sebab dan cara kematian korban,” pungkas Arif. (006)