Adaptasi Kebiasaan Baru di Bandara APT Pranoto, Masyarakat Jangan Takut Terbang

Kepala KKP Samarinda Sabilal Rasyad saat berbicara tentang peran KKP memutus penularan Covid-19 di Bandara APT Pranoto Samarinda. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I APT Pranoto Samarinda, menegaskan kesiapan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), bagi semua pengguna jasa penerbangan. Masyarakat diharapkan tidak takut untuk bepergian menggunakan transportasi udara di masa pandemi.

Sosialisasi kesiapan itu sendiri bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi, dan pariwisata di kota Samarinda, sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Timur.

Tidak hanya UPBU Kelas I APT Pranoto, hadir dalam kesempatan itu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, perwakilan maskapai, Pemkot Samarinda, pemilik tenant di bandara, hingga pengusaha angkutan.

“Kita terapkan adaptasi kebiasaan baru, sesuai perintah Pak Presiden Jokowi,” kata Kepala UPBU Kelas I APT Pranoto Samarinda Dodi Dharma Cahyadi, di Hotel Aston Internasional Samarinda, Jalan Pangeran Hidayatullah, Rabu (15/7).

Bandara APT Pranoto Samarinda di masa pandemi ini sendiri, sebelumnya telah menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh penumpang, penyemprotan desinfektan, hingga penyediaan hand sanitizer.

Menurut dia, pertemuan hari ini untuk menyamakan persepsi. Sebab, tidak semua masyarakat paham tentang protokol kesehatan jelang adaptasi kebiasaan baru di sektor jasa transportasi udara.

“Karena masyarakat tidak tahu, jadi mengira persyaratan perjalanan susah. Sebenarnya tidak susah. Ada kesalahpahaman masyarakat, yang melakukan perjalanan. Itu karena tidak melaksanakan apa yang sudah menjadi ketentuan,” ujar Dodi.

Kepala UPBU Kelas I APT Pranoto Samarinda Dodi Dharma Cahyadi saat diwawancarai wartawan, Rabu (15/7). (Foto : Niaga Asia)

Kesiapan bandara menerapkan adaptasi kebiasaan baru, lanjut Dodi, agar pengusaha dan pelaku ekonomi umumnya, kembali bergairahn “Masak pandemi ini, kita harus meratapi nasib?” terang Dodi.

“Kita terapkan protokol kesehatan, agar semua lancar. Kita hati-hati (di masa pandemi Covid-19), tapi tidak takut,” tegas Dodi.

Sebelumnya juga, 385 orang di lingkungan bandara, hingga sopir taksi, telah menjalani uji swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digelar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Samarinda. “Hasilnya negatif,” sebut Dodi.

Kewajiban Mengisi e-HAC

Dalam kesempatan itu, Kepala KKP Kelas II Samarinda Sabilal Rasyad meminta maskapai untuk membantu sosialiasi pengisian kartu kewaspadaan kesehatan atau Electronic Health Alert Card (e-HAC), yang wajib di isi calon penumpang sebelum terbang, di masa pandemi ini.

“e-HAC untuk memudahkan pemantauan. Tidak sulit mengisinya. Karena begitu calon penumpang memiliki hasil rapid non reaktif, kami langsung validasi. Yang jadi masalah, kalau e-HAC tidak diisi. Padahal itu wajib,” ujar Rasyad.

“e-HAC ini bukan di isi ketika di bandara, melainkan bisa dimana saja. Kadang, dianggap enteng penumpang. Padahal, begitu dapatkan tiket penerbangan, bisa langsung diisi di rumah. Maskapai bisa membantu menyebarluaskan informasi ini kepada calon penumpangnya,” ungkap Rasyad.

Rasyad juga memastikan, peran serta aktif KKP di tengah pandemi, untuk memutus mata rantai penularan bagi pengguna jasa transportasi. “Kita harus tetap produktif di tengah masa pandemi,” demikian Rasyad. (006)

 

Tag: