Agus Suwandy: Masyarakat Samarinda Sebaiknya Tidak Membangun Rumah di Kawasan Rawan Longsor

Kawasan rawan longsor di jalan Gunung Lingai, Gang Bina Baru, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, hari Selasa (12/5/2025) menyebabkan 4 orang tertimbun material longsor. (Foto Kantor SAR Balikpapan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Kaltim dari Daerah Pemilihan Samarinda, H Agus Suwandy mengingatkan masyarakat Samarinda sebaiknya tidak membangun rumah di kawasan rawan longsor. Kemudian, kalau membuka lahan untuk berkebun atau membangun permukiman baru perhitungkan, apakah itu akan membuat kawasan tersebut jadi rawan longsor atau tidak.

“Kalau saya melihat kawasan yang longsor di Gunung Lingai ini, masih rawan longsor dan masih ada rumah menghadap ke bukit yang bisa tertimbun tanah longsor,” kata Agus menjawab Niaga.Asia, Selasa  (13/5/2025).

Topografi kawasan itu setelah dibuka, apakah rencananya untuk berkebun atau dijadikan permukiman, masih sangat curam dan sudah tak ada lagi tanaman keras untuk menahan tanah bila ada hujan lebat. Saat kemarau tanah tersebut terbuka pori-porinya, ketika hujan datang, air masuk ke dalam, itu menyebabkan longsor.

“Untuk sementara penghuni rumah di sekitar kawasan tersebut, lebih aman mengungsi, apa lagi curah hujan untuk beberapa hari ke depan seperti masih tinggi,” ujar Agus lagi.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, aparat kelurahan dan kecamatan di Samarinda perlu lebih aktif mengawasi kegiatan pembukaan lahan di wilayahnya masing-masing, seharusnya ada izin dari instansi teknis.

“Itu masih tinggi bukit yang berpotensi longsor. Jadi memang tingkat kecuraman tebing sangat tinggi, ditambah bukaan lahan dan curah hujan juga tinggi,” pungkas ketufa Fraksi Pertai Gerindra ini.

Bencana tanah longsor di Jl. Gunung Lingai, Gang Bina Baru, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, hari Selasa (12/5/2025) menyebabkan 4 orang tertimbun material longsor. Hingga sore kemarin baru dua orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dua lainnya masih dalam pencarian hingga hari ini, Rabu (13/5/2025).

Dua korban yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia adalah Hamdana (43) dan Nasrul (25). Dua korban lainnya, Nurul Syakira (17) dan Syafitri (14), masih dalam pencarian oleh tim SAR Gabungan.

Koordinator Pos SAR Samarinda, Mardi Sianturi, menjelaskan bahwa operasi pencarian dimulai pada pukul 11.00 WITA, pencarian dibantu dua unit ekskavator dan drone thermal.

“Korban pertama ditemukan pukul 15.20 WITA, atas nama Hamdana, kemudian disusul penemuan korban kedua, Nasrul, pukul 16.50 WITA. Keduanya langsung dievakuasi ke RS AW Syahranie,” ungkap Mardi.

Hingga pukul 18.20 WITA, operasi pencarian dihentikan sementara kondisi tanah yang masih labil. Pencarian akan dilanjutkan kembali esok hari, Selasa (13/5), pukul 08.00 WITA.

Dalam operasi ini, tim SAR menggunakan berbagai perlengkapan seperti mobil rescue, alat ekstrikasi, ekskavator PUPR, drone thermal, serta alat komunikasi dan medis. Kondisi cuaca yang buruk menjadi salah satu hambatan utama dalam proses pencarian.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat curah hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim 

Tag: