Air Surut, Tinggal 7.201 Jiwa Terdampak Banjir di Samarinda

aa
Relawan banjir hingga Minggu (16/6) terus mendistribusikan bantuan pangan. (Foto GMSSSKM)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Berkurangnya tekanan air pasang dari laut, menjadikan air yang membanjiri permukiman warga Samarinda, Sabtu (15/6/2019) mulai surut, sehingga warga yang masih terdampak banjir pada hari Minggu pagi (16/9) tinggal 2.436 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 7.201 jiwa. Warga terdampak banjir yang jatuh sakit  dan terpantau dari Posko Induk dari tanggal 9-15 Juni 2019 dilaporkan seluruhnya 1.897 orang, sedangkan korban jiwa nihil.

Demikian laporan harian yang diterbitkan Pusat Data dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, hari Minggu (16/6) pukul 08.00 Wita. Laporan disampaikan Operator, Mohd Iskandar dan dibenarkan Supervisor, HM Anwar, Koordinator, H Agus Sukmana, dan Manajer Ifran.

Disebutkan, genangan banjir pada Minggu pagi masih sama dengan hari-hari sebelumnya, Cuma ketinggian air sudah turun, sehingga sebagian rumah warga tidak lagi  terdampak banjir. “Penurunan air signifikan di sejumlah titik,” ungkap BPBD Samarinda.

aa
Layanan kesehatan yang diberikan petugas kesehatan masih terus berlangsung, Minggu (16/6). (Foto GMSSSKM)

Wilayah yang masih digenangi air adalah Kelurahan Sempaja Timur meliputi Jalan Terong Pipit, Asparagus, dan Kastela, di Kelurahan Temindung Permai adalah Jalan S Parman dan Jalan Gelatik. Di Perum Griya Mukti, Kelurahan Gunung Lingai, air tinggal di jalanan tapi ketinggiannya hanya sekitar 20 centimeter. “Kepada warga terdampak banjir, hingga hari Minggu, relawan masih mendistribusikan bantuan dalan layanan kesehatan.

Jumlah warga yang masih terdampak banjir pada hari Minggu pagi sudah jauh berkurang dari hari sebelumnya, Sabtu (15/6) dimana masih tercatat sebanyak 14.622 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 32.303 jiwa. (001)