Aisyah Balita Penderita Hidrosefalus Asal Sei Menggaris Dirujuk ke RSUD Nunukan

Erna Wati bersama anaknya Aisyah, penderita Hidrosefalus menjalani perawatan di RSUD Nunukan. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Kondisi Aisyah balita 2 tahun penderita Hidrosefalus  dari Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, dirujuk ke RSUD Nunukan, karena kondisinya semakin memprihatinkan, ukuran kepalanya terus membesar.

Balita putri pertama dari Erna Wati (17) pekerja buruh kontrak perusahaan sawit PT Nunukan Jaya Lestari (NJL) dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sei Fatimah Nunukan, untuk mendapatkan penanganan medis.

“Hari ini Aisyah dirujuk ke RSUD, kondisi kesehatannya sudah kita sampaikan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan,” kata Koordinator Penggalangan Dana Aisyah, Irman pada Niaga.Asia, Kamis (12/05/2022).

Keterbatasan informasi kesehatan dan minimnya penghasilan rumah tangga  orang tua Aisyah, membuat dia  terlambat memberikan penanganan medis, ditambah lagi lokasi tempat tinggal yang berada di mess perusahaan dan tinggal seorang diri.

Orang tua (bapak) Aisyah masih tercatat sebagai pekerja PT NJL yang saat ini tersandung masalah hukum perkara dugaan pencurian buah kelapa sawit milik perusahaan bersama sejumlah rekannya.

“Tidak ada perhatian dari perusahaan, padahal ibunya masih bekerja dan menempati rumah mess PT NJL,” sebutnya.

Untuk membantu pengobatan balita, Irman berinisiatif menginformasi kondisi kesehatan Aisyah lewat media sosial Facebook grup peduli Nunukan, sekaligus memberikan ruang kepada masyarakat ikut berpartisipasi dalam donasi.

Kesehatan Aisyah telah juga disampaikan ke DSP3A Nunukan, yang meminta balita secepatnya di rujuk ke RSUD Nunukan. Sedangkan persoalan biaya ataupun penanganan medis lainnya akan dipikirkan berikutnya.

“Tadi malam saya sempat ketemu Ayub staf DSP3A Nunukan, katanya bawa saja ke Nunukan, nanti kita bahas kedepannya mau di rujuk ke Balikpapan, Tarakan atau Makassar,” ucapnya.

Pernah dapat bantuan dana

Postingan media sosial akun facebook Irman menjadi perhatian banyak masyarakat. Beberapa orang membagikan foto Aisyah dengan bentuk ukuran kepala besar tidak sewajarnya balita yang sedang digendong ibunya.

Kepala Sekolah SMKN Nunukan, Rusmi Hakim mengatakan, sekitar tahun 2021 pernah ada murid sekolah menginformasikan ada seorang anak-anak dengan kepala besar yang tinggal di lingkungan PT NJL.

“Saya telusuri ke camat Sei Menggaris, ternyata benar ada anak penderita Hidrosefalus. Ibunya balita menikah usia 14 tahun,” tuturnya.

Setelah memastikan kondisi balita Hidrosefalus, pelajar dan guru SMKN Sei Menggaris mengumpulkan bantuan dana yang jumlah total terkumpul sekitar Rp 11 juta. Semua hasil donasi diserahkan ke kantor Kecamatan Sei Menggaris.

Pasca penyerahan bantuan, pihak sekolah tidak lagi memantau perkembangan Aisyah. Belakang satu tahun kemudian muncul lagi informasi kondisi Aisyah dengan ukuran kepala jauh lebih besar dari sebelumnya.

“Waktu kita serahkan bantuan dulu tidak sebesar ini kepalanya. Ternyata Aisyah tidak operasi karena tidak punya BPJS dan biaya,” terangnya.

Tidak hanya memelihara dan merawat balita Hidrosefalus, Erna Wati kini sedang hamil usia mengandung usia 5 bulan, ibu muda ini hidup sendiri tanpa suami dengan kehidupan rumah tangga cukup sulit.

Rusmini meminta keluarga Erna Wati ataupun orang dekat yang dipercaya bisa membuatkan buku rekening untuk memudahkan masyarakat yang ingin membantu menyumbangkan sebagian rezekinya.

“Alhamdulilah balita sudah di RSUD Nunukan, semoga ada kesembuhan untuk anak kita Aisyah, pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: