Ake Pangestuti “Kartini” yang Tak Kenal Lelah Membantu Orang Lain

Ake Pangestuti aktif di organisasi sosial-kesehatan, khusus bagi penyintas alzheimer dan demensia, ALZI Chapter San Francisco . (Foto KJRI San Francisco)

SAN FRANCISCO.NIAGA.ASIA -Pembicara ketiga dalam Webinar peringatan Hari Kartini di San Francisco adalah Ake Pangestuti, Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter San Francisco. Ia mengangkat pentingnya kesehatan.

“Tiada kesuksesan tanpa kesehatan”, tegas Ibu dua orang anak ini. Tolak ukur kesuksesan adalah kesehatan.

Demikian pula, hanya orang yang sehat, jiwa dan raga, yang dapat berjuang meraih mimpinya. Upaya mengkampanyekan kesehatan telah menjadi komitmennya dalam membantu orang lain.

Ake Pangestuti Ketua ALZI San Francisco yang aktif dalam mengadvokasi dan memberikan bantuan terhadap permasalahan dimensia,  menjadi narasumber  bersama WNI yang tinggal di AS lainnya yakni, Moorissa Tjokro, seorang ahli pengembang software mobil tanpa awak, Veronika Andrews, seorang Manajer Senior pada perusahaan aviasi ternama dunia, 777X Avionics Common Core System (CCS) Boeing.

Jalannya Webinar juga dipimpin oleh Michelle Koesmono, seorang mahasiswa Indonesia di Universitas California (UC) Berkeley yang juga merupakan Presiden Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS (PERMIAS) seluruh kampus di San Francisco Bay Area (SFBA).

Sejak dulu, lulusan S1 Fakultas Komunikasi UI dan pascasarjana di bidang Komunikasi di University of Illinois Chicago tersebut, banyak terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi dan kemanusiaan.

Ia telah mencurahkan perhatian, sumber daya, dedikasi dan kontribusinya, bersama timnya, di bidang kemanusiaan, terutama membantu orang yang mengalami masalah demensia.

Ake kini mendapat amanah sebagai Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter San Francisco. Perannya dalam advokasi terkait Alzheimer dan demensia sangat memberikan arti terutama dalam membantu mengatasi masalah tersebut dan memberikan long life expectancy bagi mereka.

“Menjadi tua tak dapat dielakkan, tetapi kita harus siap menjadi tua yang tetap sehat dan bermanfaat,” ujarnya.

Bergabung dengan ALZI San Francisco merupakan wujud tekad dan komitmen membantu masyarakat Indonesia di AS terutama di SFBA, khususnya para penderita Alzheimer dan keluarganya.

Pengalamannya dalam menangani autisme yang diderita salah satu anggota keluarganya serta sebagai sukarelawan di banyak kegiatan sosial, menjadi spirit tersendiri sekaligus modalitas penting dalam menggerakan motor organisasi ALZI dalam upaya meningkatkan kesadaran akan Alzheimer sebagai bagian dari penyakit demensia.

“Melalui ALZI, kami ingin terus membantu meningkatkan kualitas hidup orang yang bermasalah dengan Alzheimer dan demensia,” Ake menambahkan.

Setelah dibentuk pada tahun 2000, Alzheimer Indonesia melakukan sejumlah aksi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Alzheimer sekaligus memberikan layanan kesehatan bagi penderitanya.

Demikian pula, bersama timnya di ALZI San Francisco, Ake aktif memberikan berbagai informasi mengenai demensia, seperti cara diagnosis yang tepat, memfasilitasi layanan deteksi dini dan menghubungkan penderita dan keluarganya dengan sejumlah dokter spesialis untuk penanganan.

Tak hanya kepada yang lain, kampanye gaya hidup sehat juga dimulai dari diri sendiri. Di tengah kesibukan memimpin ALZI San Francisco, Ake selalu sempatkan untuk menjalankan sejumlah hobinya guna menjaga kesehatan dan kebugaran seperti lari, melancong, desain, hingga memotret berbagai sudut keindahan alam dan kota. Bahkan berbagai kreasi fotografi dan seni desain pernah diterbitkan di sejumlah majalah dan buku.

Sumber : KJRI San Francisco | Editor : Intoniswan

Tag: