Ambil Contoh di 7 Titik, DLHK: Air Sungai Segah Masih Normal

aa

aa
Air Sungai Sehag berwarna kehijau-hijauan. (Foto Istimewa)

TANJUNG REDEB. NIAGA.ASIA-Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau sudah mengambil samper air sungai Segah di 7 titik yang dalam beberapa hari ini warnanya kehijaun-hijaun untuk dicek pH (Power of Hydrogen) atau derajat keasamannya. Setelah diuji pH-nya masih normal dan masih layak diolah PDAM Tirta Segah jadi air bersih.

Hal itu disampaikan Kepala DLHK Berau, Sujadi dalam pertemuan dengan Bupati Berau, H Muharram, perwakilan perusahaan tambang batubara dan sawit, serta direksi PDAM Tirta Segah, Rabu (13/11/2019).

baca juga:

Air Sungai Segah Berubah Warna, Bupati Panggil Perusahaan Tambang dan Sawit

Dijelaskan, sampel air sungai yang diuji diambil dari 7 titik, yakni di Intake Rinding, Jeti PT Berau Coal Sambarata, PDAM Labanan, Sungai Garis Tengah, Parutan Rantau Solok , Sungai Babakung, dan  Muara Siduung.

“Ada 7 titik yang kami ambil contohnya, untuk air  di daerah Rinding pH-nya masih normal yakni 8. Sedangkan daerah Sungai Garis Tengah sampai Parutan Rantau Gong Solok, pH-nya rendah, hanya 3,” ungkap Sujadi.

Sujadi juga mengatakan, DLHK hingga saat ini belum bisa memastikan penyebab terjadinya perubahan warna air sungai Segah, karena masih dalam tahap penyelidikan dan masih mencari sumbernya. “DLHK hari ini masih melakukan pengecekan melalui jalur darat,” ujarnya.

Kemungkinan dampak kemarau

                Meski belum bisa menyimpulkan penyebab berubah warnanya air sungai Segah, tapi bila melihat kejadian serupa pada tahun 2015 lalu, kata Sujadi, kemungkinan penyebab berubah warnanya air sungai, pertama;  akibat kemarau panjang , adanya kebakaran hutan dan lahan, dan akhir-akhir ini turun hujan, sehingga sisa sisa karhutla masuk ke sungai, mengakibatkan terjadinya penyuburan di perairan.

“Air  sungai teraduk sehingga lapisan bawahnya naik kepermukaan dan mengakibatkan kurangnya oksigen di atas yang akhirnya membuat ikan-ikan mati,” terangnya.

Kedua;  saat ini berlansung  penyuburan perairan yang  mengakibatkan munculnya phyto plankton  mencari oksigen  ke permukaan sungai dan bersaing dengan ikan-ikan yang ada di sugai. Namun, jika hujan bisa terus turun dan air bisa mengalir ke laut, kemungkinan besar kondisi akan kembali normal.

“Ini baru kejadian awal kemungkinan besar belum berdampak kepada masyarakat, terkecuali mulau muncul aroma yang tak sedap pada air,” Sujadi mengatakan. (hms/adv)

 

 

 

Tag: