Anak Gadis Penjual Pentol di Samarinda Sakit Stroke Itu juga Cari Uang Buat Makan

Ketua RT 27 Syahruni ditemui di kediamannya, Rabu 5 Oktober 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Sutardi, 64 tahun, warga yang tinggal di Jalan Lambung Mangkurat Gang Syahdan RT 27 Thoyib tidak lagi bisa berjualan pentol akibat sakit stroke. Putrinya yang merawat ternyata juga ikut mencari uang demi makan dan kebutuhan sehari-hari.

Sutardi, keseharian dirawat putri kandungnya, Eren Kristiana Dinar Betti, 16 tahun, siswi kelas 1 salah satu sekolah menengah atas (SMA) swasta di Samarinda.

Menurut warga, situasi sulit seperti sekarang, Eren tidak juga hanya berpangku tangan menerima bantuan, sumbangan dari kiri dan kanan tetangga sekitar untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Buat dia, maupun Bapaknya.

“Kalau subuh, dia (Eren) keluar rumah. Dia bantuin orang jualan buka warung. Sebelum jam 7 pagi dia pulang. Kemudian jam 7 dia berangkat sekolah,” kata Syahruni, Ketua RT 27 Kelurahan Pelita, ditemui niaga.asia di kediamannya Jalan Lambung Mangkurat Gang Syahdan Thoyib Rabu siang.

Warga RT 27 menaruh kepedulian dengan kondisi Sutardi, yang tergolong warga yang bermukim cukup lama di Gang Syahdan Thoyib.

“Memang Pak Sutardi ini pindahan dari Kalimantan Selatan. Kemudian pindah ke Samarinda dan tinggal di sini (RT 27). Kesehariannya memang berjualan pentol. Sempat awalnya sakit-sakitan sampai sekarang, jadi tidak lagi berjualan,” ujar Syahruni.

“Saya, dan pengurus RT 27 juga warga akan berembug membahas soal ini untuk kelangsungan dan penanganan Pak Sutardi. Artinya warga RT kami secara tidak langsung ikut memantau kondisinya,” Syahruni menambahkan.

Syahruni juga bica perihal identitas kependudukannya, di mana Sutardi tercatat sebagai warga Martapura, provinsi Kalimantan Selatan.

BACA JUGA :

Kisah Penjual Pentol di Samarinda Terkena Stroke, Kini Hanya Dirawat Putrinya

“Sebenarnya juga sejak lama, dari Ketua RT sebelum saya, sudah ditawarkan ke Pak Sutardi dan istrinya, agar mengurus kependudukan di sini tapi tidak mau,” Syahruni menerangkan.

“Saya akan konsultasikan dulu ke kelurahan dan kecamatan. Apakah kependudukan di Kalimantan Selatan perlu dicabut atau bagaimana? Kalau dicabut di sana, dan jadi warga sini, apakah harus ke sana (Kalimantan Selatan) atau bagaimana?” jelas Syahruni.

Administrasi kependudukan menjadi hal penting ketika terjadi perpindahan penduduk antar provinsi. Pentingnya administrasi kependudukan itu untuk di antaranya untuk kepengurusan bantuan atau penanganan sosial, kesehatan, pekerjaan hingga soal kelangsungan pendidikan anak usia sekolah.

Terlebih lagi, Eren dan Sutardi, berkeinginan pindah ke Mojokerto, Jawa Timur. Di mana Mojokerto adalah tanah kelahiran Sutardi.

“Karena Pak Sutardi ini tinggal domisili di sini, di RT 27, kalau keterangan pindah domisili mungkin bisa saya buatkan. Cuma perihal kependudukan luar provinsi ke provinsi lain, itu saya harus tanyakan dulu ke kelurahan atau kecamatan,” kata Syahruni.

Syahruni berharap, Eren, yang kini merawat Sutardi harus terus bersekolah demi meraih cita-cita dan masa depannya kelak.

“Iya tentu, anaknya jangan sampai putus sekolah untuk masa depannya,” demikian Syahruni.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: