
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ketua Komisi II DPRD Nunukan, Andi Fajrul, menyerahkan bantuan meja belajar ke yayasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nur Kasih II yang sekolahnya menumpang di bangunan rumah milik warga di Kecamatan Nunukan Selatan.
“Tadi pagi kita kunjungi PAUD Nur Kasih sekaligus menyerahkan bantuan 10 meja belajar guna memudahkan proses belajar dan mengajar bagi anak-anak disana,” kata Fajrul pada Niaga.Asia, Senin (10/11/2025).
Kondisi dan pelaksanaan PAUD Nur Kasih II sangat memprihatinkan, karena sejak berdiri tahun 2023, proses pembelajaran anak menumpang di ruang kecil teras rumah panggung warga di Jalan Somel RT 07. Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan.
Kegiatan belajar dan mengajar dilaksanakan seadanya, bahkan anak-anak belajar menulis sambil berbaring atau tengkurap di lantai lantaran tidak memiliki meja dan kursi selayaknya sekolah lainnya.
“Waktu saya reses di Kecamatan Nunukan Selatan, ada seorang perempuan guru PAUD Nur Kasih menyampaikan kondisi sekolahnya, mereka minta meja dan kalau bisa dibuatkan bangunan untuk belajar,” ujarnya.

Keberadaan PAUD Nur Kasih II sangat dibutuhkan masyarakat setempat selain untuk syarat jenjang masuk pendidikan Sekolah Dasar, Paud berfungsi juga untuk pengetahuan dasar bagi anak-anak dalam mengenal angka dan huruf.
Awal berdirinya PAUD ini didasari kecemasan orang tua yang khawatir anaknya tumbuh tanpa pengetahuan dasar pendidikan, namun di lain disi lokasi pemukiman Jalan Somel RT 07 sangat jauh dari tempat pendidikan lainnya.
“Awalnya jumlah murid 20 orang, tapi karena sarana dan prasarana minim, banyak warga terpaksa memindahkan anaknya ke PAUD lain yang jaraknya sangat jauh di Sei Lancang,” tuturnya.
Selain minim sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar, ruang belajar PAUD Nur Kasih II hanya seluas sekitar 2 x 4 meter karena berbagi tempat dengan pemilik rumah yang rela meminjamkan rumahnya.
Fajrul mengaku sangat prihatin ketika melihat langsung kondisi PAUD Nur Kasih II, apalagi banyak cerita-cerita memilukan dari para guru berjuang mempertahankan keberadaan PAUD demi anak-anak tetap bisa bersekolah.
“Dinding sekolahnya dipasangkan kain-kain bekas agar sinar matahari tidak tembus ke dalam ruang, anak-anak juga sekolah dengan pakaian seadanya tanpa seragam,” bebernya.
Atas hal memprihatinkan ini, Fajrul meminta pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Nunukan, bisa mengabulkan permintaan guru PAUD untuk dibangunkan sekolah yang layak untuk kegiatan belajar setiap hari.
Ketulusan guru-guru dan warga minta bangunan sekolah PAUD dibuktikan dengan menyediakan sebidang lahan kosong guna pemerintah daerah mendirikan bangunan sederhana demi kemajuan pendidikan anak bangsa.
“Saya sudah tanpa kepala PAUD Ibu Salmiah, mereka sudah disiapkan lahan apabila pemerintah hendak membangun sekolah, jadi sekarang tinggal kepedulian dari pemerintah,” ujarnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: PAUDPendidikan