Andi Harun Dukung Pengembangan Bandara APT Pranoto

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wali Kota Samarinda DR H Andi Harun mendukung penuh pengembangan Bandara APT Pranoto saat ini dan di masa mendatang, sesuai kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara.

Konektivitas transportasi udara di ibu kota negara (IKN) nanti tentunya akan membawa dampak pada status Bandara APT Pranoto itu sendiri naik kelas menjadi status bandara internasional.

“Jadi Pemkot Samarinda wajib mendukung pengembangan kedepannya dan dukungan ini sesuai kemampuan kami. Cuma dukungan uang aja yang tidak bisa kami bantu. Kalau anggaran APBD kami besar mungkin juga akan kami bantu untuk mengkondisikan pelepasan lahannya,” kata Andi Harun saat memimpin rapat review pengembangan Bandara APT Pranoto, Selasa (9/11/2021).

Dalam rapat tersebut, Andi Harun meminta kepada pihak bandara segera menunjukan ruang lahan yang ditetapkan dalam pengembangan bandara nantinya, agar bisa bersesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di kota Samarinda, dan kegiatan penanganan banjir di wilayah Utara Samarinda berdekatan dengan bandara.

“Tahun depan kami akan membangun kolam retensi di wilayah Sungai Siring dan Pampang untuk menanggulangi debit air yang turun ke daerah Lempake, Perumahan Bengkuring dan Perumahan Griya Mukti,” kata Andi Harun.

Ia juga berharap Pemprov Kaltim juga bisa melakukan langkah yang sama, yakni dengan membangun kolam retensi di atas bandara untuk membendung kiriman air dari Desa Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, agar tidak mengalir menuju kawasan Bandara APT Pranoto.

Sementara Kepala UPBU Kelas I APT Pranoto Samarinda Agung Pracayanto saat memaparkan hasil review pengembangan bandara menjelaskan, sejak tahun 2019, jumlah trafik penumpang yang berangkat dan datang melalui bandara APT Pranoto tembus diangka 1.2 juta penumpang per tahun.

“Kemudian menurun drastis sejak pandemi COVID-19 tahun 2020 menjadi 690 ribu penumpang,” ungkapnya.

Runway Bandara APT Pranoto sekarang hanya 2.250 meter, perlu diperpanjang 750 meter, sehingga total panjangnya jadi 3.000 meter.
Kepala Bappenas menginginkan bandara disesuaikan dengan indikasi kapasitas ultimate hingga 20 juta penumpang tiap tahun.

“Dari itu rencana masterplan hasil review dari konsultan perlu kami sampaikan agar tidak bersinggungan dengan rencana tata ruang wilayah yang diputuskan Pemkot Samarinda dikemudian hari,” kata Agung.

Menurut Agung, pengembangan terminal penumpang baik dari sisi kiri dan kanan seluas 71,971 persegi juga harus dilakukan.

“Jadi jika ditotal lahan yang diperlukan dalam pengembangan bandara seluas 158,9 hektar,” kata Agung.

Selain para pejabat di lingkungan Pemkot Samarinda, hadir dalam kesempatan itu Kepala PUPR-Pera Provinsi Kaltim AM Fitra Firnanda dan Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto. (adv)

Tag: