Anggota Fraksi PKS DPRD Nunukan dan Kaltara Bantu Perbaiki Rumah Thresia

Anggota Fraksi PKS  DPRD Kaltara dan Nunukan, Muhamamd Nasir, Andi Krislina dan Inah Anggraini  berkunjung ke rumah orang tua Thresia Lipa Lemo (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Anggota Fraksi Partai Keadialan Sejahtera (PKS) DPRD Nunukan dan  DPRD Kalimantan Utara saat mengunjungi rumah Thresia Lipa Lemo (13), warga kurang mampu yang hampir putus sekolah lantaran keterbatasan ekonomi rumah tangga, menyatakan akan membantu memperbaiki rumahnya.

Kedatangan sejumlah anggota DPRD  Nunukan dan DPRD Kaltara dari PKS, Muhamamd Nasir, Andi Krislina dan Inah Anggraini  ke kediaman Thresia dalam misi kepedulian sosial. Thresia Lipa Lemo yang sehari-hari tinggal dirumah kecil  yang hampir roboh, hanya berdinding seng dan berlantai tanah.

Atas keprihatinan itu lah, sejumlah anggota DPRD dari  Fraksi PKS mengunjungi rumah keluarga Thresia Lipa Lemo bertemu orang tuanya untuk memberikan bantuan 30 lembar seng, paku dan sedikit sedekah untuk kebutuhan hidup.

“Ini bantuk keprihatinan kami kepada warga kurang mampu. Fraksi PKS tergugah membantu perbaikan rumah Yonanes Abdullah dan Maria Lipa orang tua dari Thresia Lipa Lemo,” ujar Muhammad Nasir, Kamis (13/08).

berita terkait:

Polres Nunukan Bantu Pendidikan Thresia yang Hampir Putus Sekolah

Dikatakan Nasir, tingkat keterparahan kemiskinan warga di Kabupaten Nunukan masih sangat tinggi, meski  tiap tahun dana triliunan dari APBD digelontorkan dalam program pembangunan, namun masih saja ada masyarakat hidup dalam kondisi  sangat tidak layak, kehidupan rumah tangga mereka jauh dibawah garis kemiskinan.

Untuk itu, kata Nasir, PKS berharap kedepannya siapapun pemimpin Kabupaten Nunukan, agar pola pembangunan dirubah, pastikan setiap tahun ada sentuhan pembangunan di tiap RT. “Kedepan kami minta disetiap RT ada sentuhan pembangunan baik fisik ataupun non fisik, sehingga bisa menjangkau masyarakat yang tidak layak,” sebutnya.

Tanah PT Yamaker

Sementara itu, Ketua RT 31 Kampung Timur, Kelurahan Nunukan Barat, Januarius menyebutkan, pemukiman penduduk eks TKI yang berdiri tahun 2001 ini berada dilahan milik PT Yamaker dan sudah pastikan semua rumah-rumah tanpa dilengkapi surat tanah.

“Kemarin ada pegawai PT Yamaker datang kepemukiman nanti, mereka bilang kemungkinan nanti ada solusi terbaik pembahasan status pelepasan lahan,” tuturnya.

Karena tidak memiliki sertifikat surat kepemilikan tanah itulah, semua rumah-rumah warga miskin di kampung timur tidak mendapatkan bantuan bedah rumah ataupun bantuan perbaikan rumah dari pusat ataupun provinsi Kaltara.

Bantuan bedah rumah yang mensyaratkan sertifikat tanah harusnya mempertimbangkan hal-hal khusus lainnya agar bantuan ini dapat dirasakan semua masyarakat kurang mampu, dengan bentuk bantuan berbeda namun tetap bersentuhan pada perbaikan rumah.

“Maksud saya, kalau rehab rumah bersertifikat dalam betuk tembok, apakah boleh rumah tanpa sertifikat rehabnya kayu, kapan-kapan mereka mau pindah bisa dibongkar, kayunya bisa membangun dilain tempat,” ungkapnya.

Berdasarkan penglihatan Niaga.Asia, rumah yang ditempati  Thresia Lipa Lemo bersama orang tua dan 3 saudaranya saat musim penghujan, mereka akan disibukan oleh tetesan air hujan yang masuk dari lubang-lubang atap seng, belum lagi air yang masuk dari rembesan dinding-dinding dan air yang masuk dari lantai.

Jika ditengok  dari depan, rumah yang berdiri di lahan milik PT Yamaker jalan Kampung Timur, Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan itu sangat tidak layak untuk dijadikan hunian, karena sangat tidak sehat bagi sebuah keluarga.

Hampir semua atap rumah berkarat karena termakan usia, begitu pula dinding rumah mulai dilapisi karatan. Keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan ini sering kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari keluarga.

Sebelumnya, Thresia juga telah menerima bantuan dari Kapolres Nunukan, AKBP Syaiful Anwar berupa pakaian perlengkapan sekolah dan sudah didaftarkan Kapolres untuk bersekolah di SMPN Nunukan tahun ajaran 2020/2021. Thresia nyaris putus sekolah, karena lebih memilih bekerja sebagai pekerja rumput laut. Uang hasil kerjanya bersama orangtuanya diperuntukkan bagi membiayai sekolah  kedua saudaranya. (002)

Tag: