Angkutan Sungai Masih Berperan Penting dari Samarinda ke Ulu Mahakam

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Samarinda, Ayatullah Khumaini, (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA  – Angkutan sungai, seperti kapal dari Samarinda ke Ulu Mahakam (Melak dan Long Bagun), masih memegang peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat, meski sudah ada jalan darat dari Samarinda hingga ke Melak.

Kapal dari Samarinda ke Ulu Mahakam, masih diminati masyarakat sebagai moda transportasi karena singgah di desa-desa atau kampung-kampung di sepanjang sungai Mahakam. Ini berbeda dengan bisa atau angkutan darat seperti mobil travel.

“Meksi kecepatan kapal tak sebanding dengan mobil atu bis, tapi kapal memberi kenyaman tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di kampung-kampung di kiri-kanan sungai Mahakam,” kata Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Samarinda, Ayatullah Khumaini, SSTP.,M.Si, pada niaga.asia, Rabu (1/5/2024).

Menurut Ayatullah, rata-rata jumlah kapal yang berangkat dari dermaga Sungai Kunjang ke Ulu Mahakam, setiap harinya ada dua kapal. Kapal, karena badannya besar, bisa mengangkut orang dalam jumlah yang banyak, begitu juga dengan barang, termasuk mengangkut sepeda motor.

“Bermalam di atas kapal, juga nyaman, karena disediakan kasur busa bagi penumpang,” sambungnya.

Pedagang di kampung-kampung di sepanjang sungai Mahakam, juga menggunakan kapal mengangkut barang-barang dagangannya dari Samarinda. Satu kapal yang biasa melayani trayek ke Ulu Mahakam bisa mengangkut aneka barang dagangan antara 30 ton-35 ton lebih, atau lima kali lipat dibandingkan truk.

“Hingga kini pengusaha kapal masih aktif melayani trayeknya dari Samarinda ke Ulu Mahakam (PP),” kata Ayatullah.

Misalnya, hari ini, pukul 07.05 Wita, kapal yang berangkat dari dermaga Sungai Kunjang ke Melak  yaitu KM Barokah 08, membawa penumpang sebanyak 77 orang, dengan rincian 63 orang dewasa dan 14 orang anak-anak.

“Sedangkan aneka barang yang diangkut sebanyak 35 ton, ditambah sepeda motor 14 unit,” kata Ayatullah lagi.

Elvina, warga Muara Asa, Kutai Barat bersama ibunya masih mengandalkan angkutan sungai apabila bepergian ke Samarinda dan kembali ke kampungnya. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

Diterangkan anak buah kapal (ABK) angkutan ke Ulu Mahakam rata-rata 5-6 orang ditambah satu orang juragan. Misalnya KM Barokah 08 , juragannya adalah Agus, sedangkan pembantunya ada 4 orang, masing-masing Fauzi, Rizal, Adi, dan Desi.

Kemudian, kapal kedua yang berangkat dari dermaga Sungai Kunjang hari ini adalah KM Berkat Hikmah A9, tujuannya Long Bagun (Mahakam Ulu) membawa 53 penumpang, dengan rincian penumpang dewasa  45 orang  dan anak-anak 8 orang. Barang yang diangkut volumenya 30 ton, ditambah 3 unit sepeda motor.

KM Berkat Hikmah A9 dijuragani Mahyuni, dibantu 9 ABK, yaitu Muhammad, Ardan, Madan,        Yulia Rachman, M.Irfan, Zainal, Mega, dan Fatimah.

“Semua kapal yang berangkat dari dermaga Sungai Kunjang adalah kapal yang laik berlayar, fisiknya bagus, perlengkapan keselamatan penumpang lengkap, termasuk alat pemadam api ringan (portable), barang yang dibawa kapal juga disusun dengan seksama agar tidak membahayakan keselamatan penumpang dan kapal itu sendiri,” pungkas Ayatullah.

Salah satu penumpang kapal dari Samarinda tujuan Melak, Elvina pada niaga.asia mengungkapkan,

salah satu kenikmatan naik kapal sungai adalah bisa makan bersama ibaratnya satu keluarga dengan penumpang lainnya.

“Nikmat lainnya, kalau naik kapal , badan tidak pegal-pegal karena terbanting-bating seperti naik bis atau mobil travel,” ujarnya.

Bagi masyarakat berpengasilan pas-pasan dari berbagai kampung terpencil di Ulu Mahakam, naik angkutan sungai masih jadi pilihan pertama, karena lebih murah dibandingkan naik mobil carteran.

“Dari Melak ke Samarinda misalnya, harga tiket kapal untuk orang dewasa hanya Rp160 ribu, sedangkan barang bawaan atau anak yang dibawa umurnya masih di bawah 10 tahun tidak dikenakan biaya.

“Selama di kapal, penumpang juga disediakan alas tidur busa dan jadi meriah bisa saling bercerita sambil tidur-tiduran,” kata Agus, juragan KM Barokah 08.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: