Antisipasi Karhutla di Bulan Agustus, Inilah Arahan Presiden

aa
Presiden Jokowi saat meninjau salah satu lokasi karhutla di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pertengah September 2019. (Foto: OJI/Humas)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Di tengah kesibukan kita dalam menghadapi pandemi ini jangan lupakan, pemerintah juga memiliki sebuah pekerjaan besar dalam rangka mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan (Karhutla). Kemarau di sebagian besar daerah zona Karhutla ini akan terjadi di bulan Agustus. Masih  ada waktu melakukan  persiapan paling  tidak satu bulan.

Oleh sebab itu, kata Presiden Joko Widodo di Rapat Terbatas, Selasa (23/6/6/2020), perlu ingat kembali  apa yang harus  dilakukan. BMKG  melaporkan bahwa 17 persen wilayah Indonesia  mengalami musim kemarau di bulan April, 17 persen di bulan April. Sedangkan 38 persen memasuki musim kemarau di bulan Mei, 27 persen masuk awal musim kemarau di bulan Juni.

Meskipun di bulan Januari atau Februari  sudah membahas Karhutla, lanjut Presiden,  perlu diingat kembali, yang pertama mengenai manajemen lapangan. Sekali lagi, manajemen lapangan ini harus terkonsolidasi, terkoordinasi dengan baik.  Area-area yang rawan hotspot dan update informasi ini sangat penting sekali, manfaatkan teknologi untuk peningkatan monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard.

“Dan saya lihat seperti kemarin di Riau, Polda Riau saya kira sangat bagus memberikan sebuah contoh dan saya sudah melihatnya langsung dashboard itu bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail. Saya kira kalau seluruh wilayah yang rawan kebakaran ini bisa dibuat seperti itu, saya kira pengawasan akan lebih mudah,” tegasnya.

Kemudian selain instrumen teknologi, juga memiliki infrastruktur pengawasan sampai di tingkat bawah. Ini juga gunakan babinsa, babinkamtibmas, kepala desa, ini gunakan karena memang api ini kalau masih kecil kalau bisa diselesaikan akan lebih efektif, lebih efisien daripada sudah membesar baru kita pontang-panting.

Yang kedua, kata Presiden, jangan sampai api membesar baru kita padamkan. Sekecil mungkin api baru mulai, segera harus  cepat tanggap. Prsiden juga mengatakan sudah minta kepada gubernur, para bupati, wali kota, pangdam, danrem, dandim, kapolda, kapolres betul-betul harus cepat tanggap mengenai ini.

Yang ketiga, menurut Presiden,  99 persen kebakaran hutan itu karena ulah manusia baik disengaja maupun karena kelalaian. Oleh sebab itu, penegakan hukum harus tegas dan tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah ini.

Kemudian yang terakhir untuk mencegah kebakaran di lahan gambut, Presiden minta penataan ekosistem gambut dilakukan secara konsisten. Kementerian LHK, BRG, dan Kementerian PU ini terus menjaga agar tinggi muka air tanah terus dijaga agar gambut tetap basah.

“Dengan sekat kanal, embung, sumur bor, dan teknologi pembasahan lainnya saya kira sudah kita lakukan, hanya ini harus konsisten kita lakukan. (001)

Tag: