Api Kembali Mengamuk di Pasar Segiri

Petugas damkar melakukan proses pendinginan di kios yang terbakar di Pasar Segiri, memastikan api benar-benar padam. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Api kembali mengamuk di kawasan Pasar Segiri, Jalan Pahlawan, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu. Peristiwa yang berlangsung pada Minggu malam (10/8/) pukul 22.30 Wita hingga sekitar 23.20 Wita ini membakar tiga kios dan membuat dua kios lain terdampak.

Lokasi kebakaran persis sama dengan insiden tahun lalu, bahkan terjadi tepat di tanggal yang sama. Menurut laporan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Samarinda, api diduga bermula dari salah satu kios lama di area pasar.

Material bangunan yang sebagian besar berbahan kayu serta barang dagangan yang mudah terbakar membuat api benar-benar cepat membesar. Tim Damkar menurunkan tiga posko dan dibantu puluhan relawan, PMK swasta, serta unsur gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan PMI.

Kepala Dinas Damkar Samarinda, Hendra AH, mengatakan proses pemadaman berjalan cepat meski terkendala akses sempit.

“Lokasi di dalam pasar cukup padat, tapi suplai air memadai karena dekat Sungai Karang Mumus. Api bisa dikuasai kurang dari satu jam,” ujarnya.

Hendra juga mengingatkan masyarakat agar tidak menghalangi petugas saat pemadaman berlangsung. Karena yang mengerti masalah api, memblokir api dan memadamkan api itu adalah petugas Damkar dan relawan.

“Menghalangi justru berbahaya, bahkan bisa diproses hukum apabila terbukti melakukan tindak pidana,” jelasnya.

Salah seorang pedagang cabe dan sembako, Hida Nur Lutfiah, menjadi salah satu korban terdampak paling parah. Pasalnya, dua kios milik keluarganya, yakni sembako milik ibunya dan bengkel sepeda milik ayahnya, benar-benar habis terbakar.

“Hari ini pas tanggalnya sama seperti tahun kemarin. Bedanya, kalau tahun lalu cuma bengkel bapak yang kena, sekarang dua-duanya. Ban dan karet di bengkel bikin api cepat menyambar, sembako juga basah semua, enggak bisa dijual lagi,” tutur perempuan berusia 22 tahun itu.

Ia mengaku mendapat kabar kebakaran sekitar pukul 22.30 Wita lewat telepon dari adiknya yang melihat unggahan di media sosial. Ketika sampai di lokasi, kios orang tuanya ludes terbakar.

“Pas sampai, apinya sudah padam di kios sembako, tapi di bengkel masih ada percikan karena ban susah padam,” terangnya.

Salah seorang pedagang cabe dan sembako, Hida Nur Lutfiah, menjadi salah satu korban terdampak paling parah. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Hida berharap pemerintah bisa memberikan bantuan lebih besar dibanding tahun lalu. Saat kebakaran kemarin, ayahnya hanya mendapat bantuan Rp700 ribu.

“Sekarang rugi dua kios, semoga bisa dibantu lagi sama pemerintah,” katanya.

Pedagang lain, Agustina (46), istri pemilik kios beras yang terdampak, mengatakan bahwa barang dagangannya sebagian besar selamat.

“Jam 11 malam dikabarin, langsung ke sini sama suami. Alhamdulillah barang aman tidak semua yang terbakar,” bebernya.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang datang langsung ke lokasi, menyampaikan dugaan sementara kebakaran disebabkan korsleting listrik di kios lama.

“Sebelum penyelidikan pihak berwenang, sementara diduga korsleting. Ada kios bawang, cabai, dan lainnya yang terdampak,” paparnya.

Andi Harun menyoroti buruknya instalasi listrik di pasar dan berjanji akan mendorong penggunaan kabel berstandar SNI.

“Banyak pedagang memakai kabel lama yang tidak memenuhi standar. Ke depan, Dinas Perdagangan akan wajibkan kabel SNI. Ini juga tanggung jawab pemerintah untuk sosialisasikan,” tegasnya.

Orang nomor satu di Samarinda itu pun turut mengapresiasi cepatnya penanganan oleh tiga posko Damkar dan banyaknya relawan yang turun.

“Saya ingin ucapkan terima kasih karena penanganannya cepat. Ini salah satu bukti keunggulan Samarinda, para relawan yang sigap dan kompak membantu saat terjadi musibah. Terima kasih semuanya,” ungkapnya.

Sementara, menurut staf Bidang Kebakaran Damkar Samarinda, Ikhwan, kios-kios yang terbakar antara lain menjual beras, sembako, dan pakaian. Ia pun bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, sementara penyebab pasti masih diselidiki kepolisian.

“Lokasinya sama seperti yang terbakar tahun lalu. Api dikuasai kurang dari 30 menit serta ditambah proses pendinginan. Ini semua berkat sinergi antara Damkar, PMK swasta, dan relawan,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Tag: