Aroma Menyengat, Samarinda Berselimut Asap Bakaran TPA Bukit Pinang

Gambar dari kawasan simpang empat Jalan M Yamin, Selasa (8/2). Melihat ke arah Jalan Dr Soetomo terlihat kabut asap beraroma tak sedap (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dua hari ini sebagian wilayah kota Samarinda berselimut kabut asap utamanya pagi dan malam hari. Aromanya begitu menyengat hingga hari Selasa.

Tiga malam tim Disdamkar Kota Samarinda berupaya memadamkan terbakarnya tempat pembuangan akhir (TPA) Bukit Pinang di Jalan Pangeran Suryanata, yang ditengarai jadi penyebab asap beraroma tak sedap itu.

Warga melaporkan pada hari Senin. Pemandangan tidak biasa dilihat pada pagi hari mendung berselimut asap di kawasan Jalan Bhayangkara misalnya.

“Ini mendung kenapa ada berasap? Kabut asap bakaran lahan? Turun dari mobil, saya pakai masker tembus aroma asap menyengat,” kata Supriyadi (44), warga Jalan Ir Juanda, kepada niaga.asia, Selasa.

Pemantauan niaga.asia, kondisi kabut asap itu berlanjut di malam. Seperti di kawasan depan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kalimantan Timur di Jalan M Yamin hingga tanjakan Jalan KH Wahid Hasyim I depan BCA.

Tercium aroma menyengat meski sambil menggunakan masker. Masih di kawasan itu, juga ada rumah dinas Wakil Wali Kota Samarinda.

TPA Bukit Pinang terbakar oleh gas metan (Foto : istimewa/Disdamkar Samarinda)

Pengguna jalan kembali melaporkan kondisi itu pada hari Selasa pagi. Kabut asap tipis terlihat di ruas Jalan Dr Soetomo dan masih tercium aroma tidak sedap.

“Iya memang tercium aromanya. Nggak enak banget,” ujar salah seorang karyawan perusahaan swasta, Didi (32).

Kabut Asap dari Terbakarnya TPA Palaran

Hampir sepekan terakhir kota Samarinda nyaris tidak diguyur hujan. Meskipun turun hujan hanya berdurasi singkat dan hanya di beberapa kawasan atau disebut hujan lokal.

Di periode itu cuaca begitu panas dan menyengat dengan temperatur udara hingga 32°C. Kencangnya angin ikut membawa kabut asap itu menyelimuti sebagian kawasan kota.

Tiga malam hingga Senin, tim Posko 11 dan posko 3 Disdamkar Kota Samarinda berupaya maksimal memadamkan api dari gas metan di bawah tumpukan sampah TPA Bukit Pinang. Memadamkan itu tidak semudah dibayangkan.

“Benar. Api muncul karena cuaca cukup panas dari gas metana, dari proses pembusukan sampah yang memang sudah lama,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda, Hendra AH, dalam pernyataannya kepada niaga.asia, Selasa.

Pemadaman bahkan dilakukan tim Disdamkar Samarinda hingga tengah malam oleh posko 11 dan posko 3 Disdamkar (Foto : istimewa/Disdamkar Samarinda)

Terbakarnya sampah dari gas metan itu tidak bisa dipadamkan begitu saja.

“Artinya gas metan kalau disemprot air, cuma padam di atas saja. Di bawah masih jadi seperti bara. Saya konsultasikan ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup), caranya mungkin itu diurug tanah,” ujar Hendra.

“Kalau muat tanah pakai dump truck buat mengurug tanah sepertinya sulit. Mungkin diperlukan tenaga manusia,” tambah Hendra.

Upaya pemadaman, selain dilakukan posko 11 Disdamkar juga dibantu tim posko 3 Jalan MT Haryono. “Iya, bahkan pemadaman dilakukan sampai tengah malam. Dua malam ini saya juga ada di lokasi. Saya pulang ke rumah pun, aromanya seperti lengket di pakaian,” terang Hendra.

Sehingga dengan demikian kepulan asap di sebagian kota Samarinda berasal dari terbakarnya area TPA Bukit Pinang.

“Iya dari Bukit Pinang. Kami lanjutkan lagi hari ini pemadaman, mulai sore sampai malam. Ini hari keempat kami memadamkan,” demikian Hendra.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: