Arungi Laut, Lebih 100 Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh

Pengungsi Rohingya di antara 114 pendatang baru yang duduk di tempat penampungan sementara di Bireuen, provinsi Aceh, Indonesia, 6 Maret 2022. (Antara Foto/Rizawati/via REUTERS)

BIREUEN.NIAGA.ASIA – Lebih dari 100 pengungsi Rohingya dari Myanmar tiba dengan perahu di pantai provinsi Aceh pada Minggu dini hari.

Pihak berwenang tidak yakin berapa lama 114 pengungsi, termasuk 35 anak-anak, berada di laut. Meski demikian beberapa di antaranya membutuhkan bantuan medis ketika mereka tiba di Bireuen, Aceh.

“Satu pengungsi perempuan mengalami pembengkakan di lengan dan kakinya dan tidak bisa berdiri atau berjalan, sedangkan satu laki-laki, mungkin karena terlalu lama melaut, agak kurang gizi,” kata Nurul Yana Daba, seorang sukarelawan untuk LSM Aksi Cepat Tanggap, kepada wartawan, dikutip niaga.asia dari kantor berita Reuters, Minggu.

Mukhtar, seorang penduduk desa setempat, mengatakan para pengungsi Rohingya berjalan ke desanya untuk mencari bantuan.

“Mereka meminta perlindungan. Kami serahkan kepada pemerintah. Kami menerima mereka karena itu hal yang manusiawi untuk dilakukan,” kata dia.

Pejabat setempat, Alfian mengatakan, penduduk desa mengatur makanan untuk para pengungsi tetapi tidak berharap mereka akan tinggal lama di desanya.

Pada bulan Desember, angkatan laut Indonesia menyelamatkan lebih dari 100 pengungsi Rohingya yang terpaut di kapal yang tenggelam di lepas pantai barat Indonesia.

Setelah perlawanan awal untuk membiarkan mereka turun, pihak berwenang mengalah dan kemudian tunduk pada tekanan internasional untuk memberi mereka perlindungan.

Indonesia bukan bagian penandatangan Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan sebagian besar dilihat sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka ke negara ketiga.

Lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar setelah tindakan keras yang dipimpin militer pada tahun 2017, dan dipaksa masuk ke kamp-kamp kumuh di seberang perbatasan di Bangladesh.

Penyelidik PBB menyimpulkan bahwa tindakan militer itu telah dilakukan dengan “niat genosida”.

Beberapa telah melarikan diri melalui laut, berlayar ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia antara November dan April ketika laut tenang. Ratusan dari mereka datang ke Aceh secara bergantian dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber : Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: