
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Peliputan media saat agenda rutin kegiatan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud sedikit terusik seorang asisten pribadi (Aspri) Rudy, Senja Fithrani Borgin. Dia jadi perbincangan hingga di media sosial lantaran pernyataan yang dia lontarkan, yang diduga ditujukan kepada salah satu wartawan saat wawancara Gubernur Rudy, Senin (21/7) kemarin, di Kantor Gubernur Kaltim.
Dari pantauan wartawati niaga.asia, peristiwa itu terjadi sekira pukul 17.21 Wita, usai kegiatan penanda tanganan kerja sama antara Pemprov Kaltim dengan Yayasan Laut Biru Kepulauan Derawan.
Saat itu, ada 7 orang wartawan melakukan wawancara doorstop. Aspri Gubernur, Senja, meminta wartawan hanya mengajukan 2 pertanyaan terkait agenda kerja sama itu.
Namun, salah satu wartawan saat itu, mengajukan sejumlah pertanyaan di luar konteks agenda. Begitu pertanyaan diajukan sang wartawan, Senja terlihat reaktif meminta untuk menyudahi ajuan pertanyaan wawancara wartawan.
“Sudah selesai, sudah selesai, mas, mas, mas,” kata Senja saat itu.
Saat bersamaan, Senja juga terlihat mengajak rekannya untuk menandai wartawan bersangkutan itu. Begitu wawancara selesai, Senja pun menghampiri wartawan itu, dan mempertanyakan asal medianya.
“Tandai, tandai. Mas media mana? Kami minta wawancara hanya terkait agenda,” ujar Senja.
Pernyataan Senja dua kali menyebut kata tandai itu menuai reaksi beragam dari kalangan wartawan, bahkan warganet, lantaran video itu juga tersebar di media sosial.
Klarifikasi Pemprov Kaltim
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Sekretariat Provinsi Kaltim Syarifah Alawiyah mengklarifikasi kejadian itu. Bahkan, dia sempat terkejut lantaran kejadian itu viral di media sosial.
“Saya waktu itu belum buka Tik Tok karena belum ada buka HP. Kemudian pagi (ini tadi), dapat informasi bahwa katanya viral di Tik Tok. Terus saya lihat ternyata viral,” kata Yuyun, sapaan akrab Syarifah Alawiyah, saat ditemui wartawan termasuk niaga.asia di Kantor Dinas Pariwisata Kaltim Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda, Selasa (22/7).

Menurut Yuyun, Aspri maupun tim Gubernur memiliki tugas penting dalam menjaga pimpinan.
“Mungkin saat itulah tidak sengaja, dia mungkin agak emosional menyampaikannya. Saya harap rekan-rekan media ini memahami. Mereka juga menjaga karena pimpinan sangat capek,” ujar Yuyun.
“Saya minta jangan diperbesar permasalahan ini,” tambah Yuyun.
Ditanya lebih jauh, apakah permintaan Aspri ke wartawan untuk menyudahi pertanyaan wawancara, juga merupakan arahan langsung dari Gubernur Rudy, Yuyun tidak menampik.
“Iya, karena beliau (Rudy Mas’ud) itu sudah ngomong, sudah ya terus ngomong lagi sudah ya sampai tiga kali. Tapi ada teman-teman kita yang memaksa untuk bertanya. Mungkin itulah terjadinya salah paham,” sebut Yuyun.
Tidak hanya itu, Yuyun juga menegaskan bahwa pertanyaan yang diajukan ke Gubernur boleh di luar konteks, tidak hanya sekedar agenda saja. Namun demikian perlu memperhatikan kondisi pimpinan, dalam hal ini Gubernur Rudy.
“Tapi lebih baik, begitu beliau menghadiri agenda A, mungkin kami mengharapkan media nanya kegiatan itu, tidak melebar ke lain-lain. Kecuali ada beliau waktu free (luang) tidak ada kegiatan lain atau tidak dikejar-kejar waktu, boleh bertanya perihal lain,” jelas Yuyun.
Terakhir, Yuyun menegaskan bahwa Biro Adpim tidak memberikan intervensi maupun pembatasan kepada wartawan untuk bertanya, malahan memberikan ruang.
“Kalau kita setelah acara memberikan waktu dan ruang untuk wartawan doorstop menggali informasi, kita tidak larang. Tapi kembali lagi ketersediaan pimpinan. Saya harap media paham, jangan ngeyel sudah diberitahu untuk stop, masih melanjutkan pertanyaan. Kita harap teman-teman menyesuaikan,” demikian Syarifah Alawiyah.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Pemprov KaltimRudy Mas'udViral