Asprov PSSI Kaltara Dilaporkan ke Satgas Anti Mafia Bola

Ilustrasi PSSI (foto : istimewa/net)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Pencatutan nama klub sepakbola yang bertanding di Piala Soeratin U-17 di Kota Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Tiga klub sepakbola asal Kalimantan Utara, berencana melaporkan kasus itu ke Satgas Anti Mafia Bola di Jakarta. Ketiga klub bola itu adalah FS Malinau, FS Nunukan, dan SSB Selection.

Coach U-17 SSB Selection Frakasi Mahmud mengatakan pihaknya memutuskan akan melaporkan kasus tersebut, ke Satgas Anti Mafia Bola di Jakarta, apabila PSSI Pusat tidak merespons, atau menindak lanjutinya.

Sebab, kasus tersebut mempengaruhi jiwa dan psikologis para pemainnya, yang menganggap organisasi yang menaungi persepakbola di Kaltara ini, bertindak tidak fair.

“Mereka melakukan dugaan pencatutan nama dan menganggap remeh komunikasi, serta tidak ada komitmen bahwa para pemain yang lolos kompetisi Soeratin Regional Provinsi Kaltara untuk di ikutsertakan dalam kompetisi secara nasional,” kata Frakasi Mahmud, kepada wartawan Jumat (21/2) malam di Tarakan.

Sementara, saat dihubungi Coach U-15 PS Nunukan Nizam membenarkan pihaknya berencana ikut melaporkan dugaan kasus pencatutan nama klub, dan tidak komitmen dari PSSI Kalimantan Utara (Kaltara), atas kemenangan PS Nunukan, yang memenangkan kompetisi regional tapi tidak diberi kesempatan bertanding di pertandingan nasional.

Bagi Nizam, untuk memajukan persepakbolaan di Kaltara, maka harus ada komitmen yang tinggi baik dari pemain maupun penyelenggara, dan juga pendukung serta offisialnya.

“Kalau ada kasus dugaan seperti ini, maka jalan tengahnya adalah Asosiasi PSSI pusat dan Satgas Anti Mafia Bola, dan saya sebagai pelatih, harus memperjuangkan hak-hak para pemain saya. Dan, kalau seperti ini terus terulang lagi, maka lihat saja nggak lama pasti rontok bola di Kaltara. Saya juga sudah komunikasi dengan PS Malinau,” ucapnya.

Frakasi dan Nizam, mengaku sudah menyiapkan sejumlah bukti-bukti konkrit antara lain bukti daftar pemain yang menggunakan nama PS Malinau di Piala Soeratin tersebut. Seperti piala, trofi, dan piagam Kompetisi Regional Piala Soeratin Kaltara dan juga bukti-bukti lainnya.

Sebelumnya, Ketua KNPI Kabupaten Malinau Oktrianus Charles kecewa terhadap oknum yang mengatasnamakan klub PS Persemal, yakni klub sepak bola asal Malinau, yang ikut dalam pertandingan Piala Soeratin, di kota Malang-Jawa Timur pada awal Februari 2020 lalu. Namun demikian, tidak satupun para pemain asli dari Persemal Malinau ikut bermain di sana.

“Saya sangat kecewa terhadap pembinaan generasi muda dalam bidang olahraga persepakbolaan yang ada di Provinsi Kalimantan Utara. Dimana, dalam laga pertandingan Piala Soeratin yang diselenggarakan di Malang-Jawa Timur beberapa waktu lalu, dan tidak ada putra-putra Malinau yang ikut bermain di sana,” kata Charles.

Oktrianus juga mempersilahkan PSSI Malinau, untuk bertindak tegas dan melaporkan hal tersebut kepada Asosiasi PSSI pusat dan Satgas Anti Mafia Bola di Jakarta, sehingga kasus pencatutan tersebut tidak berdampak besar bagi generasi muda sepak bola di Kaltara.

“Seharusnya laga sekelas nasional tersebut mewakili putra-putri Malinau yang tergabung dalam Club PS. Persemal Malinau, namun ternyata dimanipulasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan mencatut nama sebagai klub PS. Persemal Malinau. Ini sangat disayangkan, dan merusak mental semangat generasi muda Malinau dan merusak sistem persepakbolaan yang ada di Kabupaten Malinau. Maka dengan ini saya sebagai Ketua KNPI Malinau tidak akan menerima perlakuan ini terhadap pembinaan generasi muda Malinau,” tutur Oktrianus.

“Saya meminta kepada oknum yang memanipulasi klub PS Persemal Malinau ini, harus ditindak tegas dan dipecat sebagai pengurus persepakbolaan di Kaltara oleh PSSI Pusat, ASPROP PSSI Kaltara, KONI Provinsi Kaltara dan ASKAB PSSI Malinau, KONI Malinau supaya jangan sampai terulang kembali pencatutan nama klub seperti ini,” tutupnya. (003)