Bakal Ada Kantor Kedaruratan Kesehatan Tingkat ASEAN di Indonesia

Menkes Budi G Sadikin memberikan keterangan pers, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 9 Mei 2022 (Foto: Humas Setkab/Agung)

DENPASAR.NIAGA.ASIA — Pertemuan menteri kesehatan negara anggota ASEAN salah satunya soal pendirian Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN atau ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pertemuan itu menyetujui joint statement yang isinya menyetujui didirikannya kantor ACPHEED berdasarkan tiga pilar utama, yakni preventif, deteksi, dan respons.

Ada tiga negara yang akan menjadi kantor pusat dari masing-masing pilar. Antara lain 1 kantor di Indonesia, 1 kantor di Thailand, dan 1 kantor di Vietnam.

“Jadi center-center ini membina kapabilitas dan kapasitas dari seluruh negara ASEAN untuk mempersiapkan diri kalau ada potensi pandemi baru,” kata Menkes Budi pada konferensi pers akhir pertemuan 15th AHMM di Bali, Minggu (15/5), dikutip niaga.asia dari laman Kementerian Kesehatan.

Untuk pembiayaannya selain dari kontribusi negara anggota ASEAN, beberapa negara mitra seperti Jepang sudah mau memberikan komitmen pembiayaan untuk ACPHEED.

Pendirian ACPHEED diharapkan pada September tahun ini, sudah dilakukan penandatanganan persetujuan pendirian. Saat ini persetujuan secara prinsip, pembagian tugas, dan wewenangnya sudah disepakati.

“Kita harapkan kalau itu bisa ditandatangani September kita bisa mulai bangun. Mungkin di awal tahun depan sudah bisa dipakai di Indonesia,” ujar Budi.

Beroperasinya ACPHEED akan memberikan kemudahan bagi negara anggota ASEAN untuk mengakses sumber daya kesehatan dengan tiga kompetensi utama yang terdistribusi di tiga negara yakni Indonesia, Vietnam, dan Thailand.

Tiga negara tersebut mengajukan kesediaan untuk memiliki kantor di Indonesia dengan kompetensi spesifik seperti preventif, deteksi, atau respons.

Tak hanya menyepakati rencana pendirian ACPHEED, Budi melanjutkan join statement itu dengan menghasilkan persetujuan untuk mengadopsi dan mengharmonisasi standar protokol kesehatan se-ASEAN.

“Kita menggunakan kode QR dengan menggunakan standar WHO. Sehingga baik saat ini maupun ke depannya jika ada pandemi, negara-negara di ASEAN sudah siap,” demikian Budi.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: