
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Balikpapan meluncurkan rencana aksi menuju bangunan nol emisi karbon, dengan memfokuskan pada strategi konservasi energi yang diterapkan dalam sektor bangunan.
Penyusunan rencana aksi ini merupakan kerja sama Pemerintah Kota Balikpapan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), yang didukung Global Buildings Performance Network (GBPN).
Kegiatan ini menghasilkan langkah-langkah kunci yang perlu diambil selama kurun waktu lima tahun, guna mewujudkan bangunan emisi nol karbon di Kota Balikpapan sebagai bagian dari strategi konservasi energi nasional.
Sekretaris Daerah (Sekda) Balikpapan, Muhaimin menyebut, Pemkot berkomitmen terhadap langkah-langkah penerapan praktik bangunan rendah emisi karbon selanjutnya.
Salah satunya adalah melalui program adiwiyata (apresiasi sekolah hijau tahunan) yang dapat menjadi salah satu media sosialisasi untuk penerapan bangunan rendah emisi karbon, dan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam penerapan konservasi energi pada bangunan.
“Pemkot memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Tentu diperlukan kerja sama lebih lanjut dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan pihak swasta. Pemkot akan memberikan stimulasi dan insentif kepada sekolah-sekolah dalam program adiwiyata untuk mendorong praktik bangunan rendah emisi karbon.” Kata Muhaimin dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2).
Senada disampaikan Sekretaris Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Tommy Alfianto. Dia menyampaikan pentingnya dukungan dari semua pihak dalam implementasi konservasi energi di Kota Balikpapan. Saat ini Balikpapan sudah mengintegrasikan strategi konservasi dalam perencanaan pembangunan kota.
“Yang penting menjadi tindak lanjut adalah bagaimana rencana strategis yang telah disusun dapat lebih difokuskan pada sektor bangunan gedung dan dapat mendorong penerapan yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, Country Manager GBPN Indonesia, Muhammad Ery Wijaya menuturkan, keterlibatan GBPN melalui upaya kolaboratif ini menekankan pada pendekatan bottom-up untuk dapat membangun proses reformasi kebijakan berbasis bukti (Evidence Based Policy).
“Pendekatan komprehensi ini penting karena memastikan bahwa rekomendasi yang kami sampaikan tidak hanya didasarkan pada data, tetapi juga selaras dengan tujuan pembangunan Kota Balikpapan secara lebih luas,” tuturnya.
Dia memahami bahwa pendekatan yang bersifat umum saja tidak cukup. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan para ahli di Kota Balikpapan.
“Terutama dalam konteks lingkungan perkotaan berkembang pesat dan sangat beragam,” ucap Ery.
Upaya Kolaborasi antara GBPN dan Pemerintah Kota Balikpapan menunjukan komitmen terhadap visi bersama mengenai pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Keberhasilan pengumpulan data dan wawasan dari para ahli lokal memberikan landasan yang kokoh bagi pengembangan inisiatif serupa kedepannya.
Dengan dukungan penuh dari Pemkot, diharapkan penerapan strategi yang direkomendasikan melalui program ini dapat memberikan dampak yang berarti bagi warga Kota Balikpapan.
“Model kerja sama ini memberikan contoh yang baik di tingkat lokal bagi kota-kota lain untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan berkontribusi terhadap upaya penurunan karbon nasional,” sebutnya.
Menyadari pentingnya upaya konservasi energi pada bangunan, Pemerintah Kota Balikpapan secara strategis mengintegrasikan sektor bangunan sebagai salah satu sektor kunci dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menuju Net Zero Emission (NZE) Kota Balikpapan.
Dalam rangka menuju kota yang siap dan adaptif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, agenda ini telah dimasukkan ke dalam draft Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) 2025-2045.
Integrasi ini memastikan bahwa terkait dengan bangunan rendah karbon tidak akan berhenti sebagai sekedar gagasan, tetapi menjadi tujuan yang konkret dan terukur, untuk mencapai pengurangan emisi GRK sesuai komitmen ENDC dan sasaran jangka panjang emisi nol bersih paling lambat pada tahun 2060.
Penulis: Heri | Editor: Intoniswan
Tag: Lingkungan Hidup