Bangun Gereja Toraja, Isran: Pemerintah Kaltim Tidak Diskriminatif

Gubernur Kaltim, H Isran Noor meletakkan batu  pertama pembangunan Gereja Toraja Jemaat Bukit Ziatun di Jalan Pasundan Gang 4C Samarinda Ulu, Sabtu (13/8/2022).  (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA  –  Kalimantan Timur (Kaltim) the real Indonesia, dimana jumlah pendatang jauh lebih besar dibandingkan dengan penduduk asli. Di Kaltim tidak pernah ada diskriminatif yang dilakukan pemerintah.

Hal itu ditegaskan  Gubernur Kaltim, H Isran Noor  saat menghadiri peletakan batu pertama  pembangunan gereja Toraja Jemaat Bukit Ziatun di Jalan Pasundan Gang 4C Samarinda Ulu, Sabtu (13/8/2022).

“Pembangunan gereja ini yang dibantu Pemprov Kaltim wujud kepedulian pemerintah dalam memberikan kedamaian antar umat beragama,” kata Isran.

Kaltim adalah daerah yang damai. Alhamdulillah di Kaltim tidak pernah mengalamai konflik antar suku dan antar  agama.

“Hal ini menjadi bukti, bahwa masyarakat di Kaltim dapat hidup dengan rukun dan harmonis,” ungkapnya.

Isran menambahkan, urusan agama adalah urusan personal. Indonesia adalah negara yang memiliki aneka ragam suku, agama, ras, bahasa dan adat budaya serta kesenian.

“Saya baik secara pribadi tidak pernah membedakan orang baik dari suku maupun agama, dan jangan pernah merasa benar. Selalu hindari rasa curiga dan buruk sangka,” ucapnya.

Isran juga mengajak Pemkot Samarinda dan jemaat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan pembangunan tempat ibadah.

Bangunan Gereja Toraja Jemaat Bukit Zaitun dibangunkan Pemprov Kaltim melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) melalui APBD Kaltim Tahun Anggaran sebesar Rp12 miliar.

Kegiatan yang dibiayai meliputi, perencanaan  Rp683 juta, pembangunan fisik oleh kontraktor  pelaksan CV Tamboro Langi Rp 11,5 M dan pekerjaan pengawasan oleh CVAdi Tekhnik  dengan nilai Rp601 juta.

Geraja dibangun di atas lahan seluas 1.091 m2, dilengkapi fasilitas parkir yang mampu menampung mobil 16 unit, motor 31 unit, loby, toilet, ruang ganti, ruang laktasi, ruang manula,ruang peralatan, ruang multi media dan audio, ruang ibadah, kantor pendeta, kantor pendeta, ruang rapat, dan jalan akses ke gera, serta taman.

“Saya berharap bangunan akan dapat segera diselesaikan, dan bermanfaat sebagai sarana dan prasarana umat dalam mengabdi kepada tuhan dan sesama umat manusia,” ujar Isran.

Pada kesempatan yang sama Pimpinan Majelis Gereja, Pendeta Paulus Untung menyampaikan rasa terimakasih atas perhatian Pemprov Kaltim yang telah memberikan perhatian hingga keinginan pembangunan gereja dapat terealisasi.

“Saya ucapkan terimakasih pada Gubernur Kaltim serta anggota DPRD Kaltim yang telah memberikan perhatian. Sehingga keinginan jemaat dapat terwujud pada hari ini,” ungkapnya.

Paulus Untung menyampaikan, lahan yang menjadi lokasi pembangunan gereja dibeli dengan dana  sumbangan jemaat.  Sedangkan untuk jalan akses ke gereja, tanahnya belum sepenuhnya dibebaskan.

“Total dana yang diperlukan untuk keperluan pembangunan gereja, termasuk pembebasan lahan untuk jalan Rp15,56 miliar,” katanya.

Ketua Badan Pekerja Klasis Kaltim-Kalteng,  Pendeta Alexander Bilang juga menyampaikan hal yang sama. Alexander mengatakan, jumlah jemaat setiap tahun terus bertambah, sehingga kebutuhan akan gereja bertambah pula.

“Pembangunan gereja dapat menjadi warna dan gambaran dari sebuah pesekutuan yang kuat dari jemaat. Dan kehadiran gereja dapat melayani umat sekitar dan berkat bagi masyarakat.@

Tag: