Banjir dan Longsor di 7 Kecamatan di Kabupaten Nunukan Masih Berstatus Siaga Darurat

Banjir di permukiman penduduk di Kecamatan Sembakung dan Sembakung Atulai. (Foto Istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Tim pos pemantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, terus melakukan pemantauan dan menerima informasi kondisi siaga darurat banjir dan longsor di 7  kecamatan di Kabupaten Nunukan.

Siklus banjir tahunan yang merendam Kecamatan Lumbis, Lumbis Hulu, Sembakung, Sembakung Atulai, Sebuku hingga Kecamatan Krayan Timur, dilaporkan tiap jam oleh personal pos-pos pengawasan di tiap wilayah.

“Status bencana alam di sejumlah kecamatan masih sebatas siaga darurat,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah (Setkab) Nunukan,  Muhammad Amin, pada Niaga.Asia, Jum’at (28/05/2021).

Selaku Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD Nunukan, Amin mengaku telah memerintahkan semua pos-pos pengawas dan masing-masing camat melaporkan perkembangan kondisi banjir tiap jam dilengkapi dokumentasi.

Tidak hanya mengawasi ketinggian air, tim pengkajian BPBD Nunukan telah melakukan peninjau dan menghitung data fakta kajian potensi terjadi bencana, yang disesuaikan dengan laporan camat dan pos pengawasan.

Pengkajian di wilayah kebencanaan ini sebagai langkah BPBD Nunukan membuat rekomendasi laporan ke pimpinan daerah dalam menetapkan siaga darurat ataupun tanggap darurat bencana.

“Apabila kondisi semakin memburuk, Pemerintah Nunukan akan meningkatkan ke status tanggap darurat, sekaligus menggunakan anggaran darurat,” terangnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setkab Nunukan Plh BPBD Nunukan Muhammad Amin (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Tinginya curah hujan yang melanda Long Umung Desa Pa’Dadi, Kecamatan Krayan Timur, menyebabkan tebing-tebing jalan longsor menimbun areal persawahan. Akses jalan sempat terputus karena tumpukan tanah.

“Banjir sudah terjadi satu pekan terakhir. Sampai saat ini belum ada pengungsian warga dan status kita masih siaga banjir,” ucap Amin.

Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, banjir di Kecamatan Lumbis hingga Sembakung disebabkan besarnya volume air yang masuk dari hulu sungai di Malaysia dan masknya air pasang laut ke sungai Sembakung. Air tertahan di wilayah sungai dan meluap msuk ke permukiman dan perkebunan masyarakat.

“Alhamdulilah, dari malam kemarin sampai hari ini tidak ada hujan turun, intensitas air perlahan mulai turun sekitar 10 centimeter,” sebutnya.

Kecamatan Sembakung dan Sembakung Atulai adalah wilayah paling terdampak banjir. Di sana terdapat 8 desa dengan jumlah penduduk lebih 1000 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sekitar 440.

Berdasarkan data tim pemantauan kecamatan, intensitas kedalaman air sungai Sembakung mencapai 4,8 meter, namun karena faktor geografis, rumah warga di sana tergenang  cukup tinggi, tapi tidak sampai merendam keseluruhan bangunan.

“Rumah di Sembakung  tipe rumah panggung atau bertiang tinggi, kalaupun banjir paling sampai lutut atau pinggang dalam rumah,” kata Amin.

Amin menerangkan, posko pelayanan dan tenda darurat yang dibuka tim pemantau kecamatan masih terlihat kosong, karena itulah, Pemerintah Nunukan belum melakukan distribusi logistik kebutuhan warga.

Kalaupun diperlukan logistik dalam waktu cepat, BPBD Nunukan telah menyiapkan segala kebutuhan di pos-pos pengawasan tiap kecamatan. Terpenting saat ini adakah memperhatikan resiko lain seperti, aliran listrik dan hewan binatang liar.

“Puskesmas Sembakung ikut terendam banjir, pelayanan kesehatan dipindahkan ke depan kantor kecamatan,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: