Banjir di DAS Sembakung Makin “Menggila” :  Ketinggian Air Sampai ke Atap

Fasiltas umum dan bangunan pemerintah, seperti rumah sekolah di DAS Sembakung terandam air hingga ke atap.  (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Banjir  merendam ribuan  bangunan, baik milik masayarakat maupun pemerintah di kawasan  perkantoran pemerintah, permukiman dan pertanian di 5 kecamatan yang terletak di kiri-kanan DAS Sembakung, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, sejak dua hari lalu, semakin “menggila”.

Rumah penduduk di Kecamatan Lumbis, Lumbis Pansiangan, Lumbis Ogong, Sembakung dan Sembakung Atulai, jika dua hari lalu baru terendam air 1 meter – 2,5 meter, pada hari ini, sudah ada sampai ke atap, atau 5-6 meter, terutama yang persis di bantaran sungai.

Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama ketika diminta tanggapannya mengatakan, masyarakat di lima kecamatan itu setiap tahun selalu dilanda banjir, betapa susahnya kehidupan mereka di sana saat ini.

“Kejadian ini sudah sangat luar biasa, berapa banyak desa terendam banjir,”  katanya pada Niaga.Asia, Rabu (05/01/2022).

baca juga:

Curah Hujan Tinggi di Malaysia Ribuan Rumah di Kabupaten Nunukan Terendam

              Atas kejadian itu, Andre mendesak Pemkab Nunukan segera menetapkan status tanggap darurat  dan  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan segera mengirim logistik yang diperlukan masyarakat korban banjir.

“Selama ini pemerintah memandang persoalan masyarakat di DAS Sembakung hanya sebatas banjir dan setelah air surut, lupa  kejadian itu akan terulang lagi,” katanya. Perlu ada terobosan komprehensif terhadap penanganan maupun pasca banjir.

Andre menerangkan, di APBD Nunukan Tahun  Aanggaran 2022 telah dialokasikan anggaran mendesak dan darurat sebesar Rp 14,9 miliar, yang mana bisa juga digunakan menghadapi masalah seperti banjir.

“Anggaran ada tersedia, tinggal bagaimana pemerintah daerah bergerak cepat menyalurkan dana sesuai aturan,” terang Andre.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Nunukan Muhammad Amin mengaku telah melakukan penelitian dan kajian banjir yang terjadi hampir setiap tahun di sungai Sembakung. Saat ini ketinggian air variatif dengan ketinggian air dari dasar sungai sekitar 10 meter.

“Berdasarkan data lapangan ada 5 kecamatan dilanda banjir karena intensitas hujan tinggi ditambah air kiriman dari sungai berhulu di Malaysia,” bebernya.

Ribuan rumah masyarakat di kawasan permukiman di kiri-kanan DAS Sembakung terandam air hingga ke atap.  (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

Saat ini semua kecamatan dan instansi lainnya telah berkoordinasi untuk mendapatkan informasi valid sebagai bahan kajian untuk mendapatkan rekomendasi BPBD yang diteruskan ke Bupati Nunukan, sebagai syarat penerbitan SK tanggap darurat.

“Hasil penelitian kajian menentukan apakah bagaimana penanganan banjir, apakah siaga tanggap darurat, tanggap darurat atau status biasa,” bebernya.

Banjir yang melanda 5 kecamatan terjadi sejak awal Januari 2022, kenaikan debit air tidak lepas dari tingginya intensitas curah hujan di Malaysia dan biasanya siklus hujan dimulai Oktober sampai akhir Januari.

“Kita sudah kirim beberapa logistik persiapan kebutuhan masyarakat, ada juga beras 500 kilogram,” ujarnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: