Banjir-Longsor di Luwu, Warga Terisolir Imbas Putusnya Akses ke Latimojong

Upaya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan hingga Minggu 5 Mei 2024 (HO-BPBD Kabupaten Luwu)

LUWU.NIAGA.ASIA — Upaya pencarian dan pertolongan korban banjir dan tanah longsor di 13 Kecamatan di wilayah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, masih dilanjutkan hingga hari Minggu 5 Mei 2024. Kecamatan Latimojong merupakan kecamatan dengan dampak terparah, di mana akses menuju lokasi terdampak bencana putus, dan warga terisolir.

Keadaan di Kecamatan Latimojong pada Minggu 5 Mei 2024 sore bertambah parah akibat hujan deras masih terus mengguyur wilayah itu. Kondisi ini menimbulkan titik longsoran baru, yang mengakibarkan jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter, berikut beberapa jembatan penghubung desa juga putus.

“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu melaporkan untuk sementara penyaluran logistik kepada warga terdampak di 12 desa di Kecamatan Latimojong dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, dikutip niaga.asia, Senin 6 Mei 2024.

Laporan termutakhir mencatat 12 orang meninggal dunia akibat bencana itu. Data ini diperbaharui setelah satu anak balita yang dilaporkan hilang, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

“Rincian korban meninggal antara lain delapan orang warga Kecamatan Latimojong dan empat orang warga Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat,” ujar Abdul Muhari.

Dampak Banjir-Longsor di Kabupaten Luwu

Sebelumnya dilaporkan, banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Luwu, Sulawesi Selatan pada Jumat 3 Mei 2024 pukul 01.17 WITA dini hari. Sebanyak 13 Kecamatan di Kabupaten Luwu terdampak antara lain Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per hari Sabtu 5 Mei 2024 pukul 15.00 WIB, sebanyak 3.479 KK terdampak. Sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa lokasi antara lain Masjid Pajang 60 pengungsi, Masjid Malela 30 orang pengungsi, Masjid Cimpu 25 pengungsi, dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat.

Kerugian materil terdata kaji cepat antara lain sebanyak 211 unit rumah hanyut dan rusak berat, 3.268 rumah terendam. Beberapa pagar perkantoran rubuh antara lain pagar kantor KUA Kecamatan Suli, pagar SDN Lindajang di Kecamatan Suli Barat, pagar SDN Kecamatan Suli, dan pagar MTs Suli di Kecamatan Suli. Beberapa jalan dan jembatan ikut terputus akibat tergerus banjir dan longsor.

BPBD Kabupaten Luwu, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan, serta evakuasi warga terdampak dan penyaluran bantuan logistik.

‘Tim menghadapi kendala cuaca yang berubah-ubah dan masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi,” sebut Abdul Muhari.

“Kebutuhan mendesak saat ini berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan permakanan, alat penerangan, serta alat berat untuk membersihkan material longsor,” Abdul Muhari menambahkan.

Kepala BNPB Bertolak Ke Sulawesi Selatan

Menindaklanjuti kejadian bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sebagian besar wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dijadwalkan bertolak ke Sulawesi Selatan dari Manado pada Senin 6 Mei 2024.

Salah satu agenda Suharyanto adalah Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops BNPB, beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak banjir dan longsor antara lain Kabupaten Luwu, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

“Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik,” demikian Abdul Muhari.

Sumber: Pusdatin BNPB | Editor: Saud Rosadi

Tag: