Banjir Sangatta: Pertalite Eceran Rp 25 Ribu, Nasi Bungkus Rp 45 Ribu

Evakuasi korban banjir di Sangatta, Senin 21 Maret 2022 (Foto : istimewa)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – Banjir di Kutai Timur mungkin jadi kesempatan segelintir orang di Sangatta menaikan harga jual sejumlah kebutuhan. Seperti BBM Pertalite eceran jadi Rp 25 ribu per liter. Bahkan nasi bungkus Rp 45 ribu per bungkus.

Banjir merendam sebagian wilayah Kutai Timue sejak Sabtu. Hari ini memasuki hari ketiga dan mulai terjadi penurunan ketinggian muka air banjir.

Malik, 35 fahun, salah satu pegawai di lingkungan Pemkab Kutai Timur. Dia kembali ke Kutai Timur dari Samarinda sejak Minggu sore. Namun demikian, malam harinya dia terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Sangatta akibat banjir.

“Jadi terpaksa menginap dulu malam tadi di Bontang,” kata Malik, dalam perbincangan bersama niaga.asia, Senin.

Di perjalanan sampai simpang tiga Bontang-Sangatta, memang ada imbauan petugas terkait agar menghindari masuk Sangatta akibat banjir di KM 1.

“Karena di kilo tiga Sangatta kendaraan menumpuk. Khawatirnya nanti kendaraan terjebak ikut menumpuk tidak bisa maju, tidak bisa mundur,” ujar Malik.

Pagi ini tadi, Malik berupaya melanjutkan perjalanan hingga akhirnya berhasil masuk Sangatta siang ini tadi. Dia sempat mengisi BBM Pertalite dan nasi bungkus.

Banjir di salah satu ruas jalan di kota Sangatta, Senin 21 Maret 2022. Ketinggian air berangsur surut perlahan. Lebih dua ribuan orang mengungsi dari laporan BPBD Kutai Timur (Foto : istimewa)

“Pertalite eceran Rp 25 ribu per liter, dan nasi bungkus Rp 45 ribu. BBM memang langka, karena belun ada suplai masuk. Cuma ada satu SPBU yang buka di Jalan Pendidikan,” terang Malik.

Untuk diketahui harga resmi Pertalite di SPBU Rp 7.850 per liter, dan eceran normalnya Rp 9.000 – Rp 10.000 per liter. Sedangkan nasi bungkus kisaran harga Rp 20 ribu per bungkus.

Listrik di sebagian kawasan banjir kini kembali menyala. Namun demikian tidak sedikit pertokoan masih memilih tutup karena kebanjiran.

“Truk-truk besar sudah bisa mulai masuk ke Sangatta. Sebagian banjir sudah mulai surut. Tapi kalau telepon, masih putus-putus. Mungkin karena trafik padat,” ujarnya.

Hardi, karyawan swasta di Sangatta juga terpaksa mengungsi karena banjir sejak Sabtu. Padahal awalnya tempat tinggalnya tidak pernah kebanjiran.

“Saya sempat tidur di kantor. Tapi akhirnya menginap tempat teman sementara,” kata Hardi.

Hujan lebat mengguyur sebagian besar Kutai Timur pada hari Jumat. Poros jalan ke Sangatta sempat lumpuh disebabkan tertimbun longsor pada hari Sabtu. Arus kendaraan sempat tertahan di kedua lajur sehingga mengakibat kemacetan panjang. Praktis pengiriman logistik pun sempat terganggu.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: