Banjir Sentani, Papua: Was-was Banjir Susulan, Warga Berbondong-bondong Mengungsi

aa
Pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani yang diterjang banjir bandang. (Sumber foto : Pusdalops BPBD Provinsi Papua)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Warga yang mengungsi akibat banjir bandang Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua terus berdatangan di sejumlah posko pengungsi hingga Senin (18/03) pagi.

Seperti dilaporkan wartawan BBC News Indonesia, Ayomi Amindoni dari Sentani, kedatangan pengungsi korban banjir bandang, rata-rata ketakutan akan banjir susulan di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi, sejak Minggu (17/03) malam, wilayah Sentani dan sekitarnya dilanda hujan deras.

Salah-seorang pengungsi, Ekmira, bersama keluarganya berbondong-bondong ke posko pengungsi di Kantor Bupati Jayapura.  Dia mengungsi sejak Minggu (17/03) malam, karena panik akan adanya terjangan banjir susulan, walau rumanya di kawasan Yowari “aman dari terjangan banjir. “Malam tu banjir lagi to. Banjir sekali to, jalan kaki ke sini,” ujar Ekmira ketika ditemui BBC News Indonesia di posko pengungsi Kantor Bupati Jayapura, Senin (18/03) pagi.

Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan warga bernama Agus Soleh, yang tinggal di Doyo Baru -salah satu daerah yang terparah kena dampak banjir bandang, di distrik Waibu. Dia mengungsi sejak Minggu malam. “Kami datang mengungsi di sini karena ada informasi dari BMKG ‘kalau bisa [Minggu] sore atau malam mengungsi’, karena katanya ada [banjir] yang lebih besar lagi. Jadi kita sekeluarga mau tak mau harus mengungsi,” ujar Agus.

aa
Warga yang selamat kemudian dievakuasi. (Hak atas foto BPBD Image caption)

Dia memaparkan kondisi rumahnya yang diterjang banjir bandang hingga kini tertutup lumpur walaupun tidak terlalu parah.  “Lumpur ada di depan rumah,” ungkapnya.  Bahkan banjir bandang, Sabtu (16/03) malam, membuat akses jalan tertutup dengan material lumpur dan kayu, membuatnya terperangkap di dalam rumah.  Setelah banjir surut, akhirnya dia dan keluarganya berhasil mengevakuasi diri.

Berapa jumlah korban meninggal dunia?

Bupati Jayapura Mathius Awoitau mengungkapkan data dari posko terpadu menyebutkan, pengungsi yang dievakuasi di Kantor Bupati Jayapura bertambah menjadi 4.286 orang.  Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah, katanya. “Sementara korban yang meninggal masih berjumlah 68 orang. 41 orang luka berat kemudian 75 luka ringan,” ujar Mathius saat ditemui di posko pengungsian pada Senin pagi. “Semua tim medis stand by untuk menangani korban-korban,” kata dia.

aa
Hak atas foto Twitter/Binmas Polres Jayapura

Hujan dengan intensitas yang terus terjadi, kata Mathius, semakin memperparah kondisi area yang terdampak banjir. Apalagi, BMKG memperkirakan hujan akan terus terjadi beberapa hari ke depan, kata Bupati.  “Kita harus antisipasi, kalau hujan lagi pengungsi akan bertambah,” tegasnya.

Mathius menambahkan, untuk keperluan para pengungsi dibutuhkan tambahan kebutuhan pokok dan selimut. Untuk sementara, para pengungsi tinggal di gedung-gedung pemerintahan. Dengan bertambahnya pengungsi, dia mengatakan koordinasi diperlukan untuk melakukan penanganan dengan baik. Dia pun menghimbau kepada warga untuk terus waspada akan adanya banjir susulan.

Fokus pada evakuasi warga korban banjir

Dia menegaskan evakuasi warga menjadi fokus penanganan, sambil terus membereskan akses jalan yang tertutup material lumpur dan kayu agar mobilisasi tim evakuasi dan kesehatan bisa tertangani dengan baik.  “Ada jembatan juga nyaris putus, makanya diantisipasi juga bagaimana penanganan daruratnya. kita sedang berkoordinasi dengan Kementerian PU supaya semua bisa ditangani

Adapun akses ke beberapa daerah masih terputus, membuat evakuasi sulit dilakukan. Antara lain, distrik Refenirara yang berada di daerah pesisir pantai yang berhadapan dengan lautan Pasifik, dan lembah Grime dan Yapsi.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyebutkan hingga kini tercatat 350 rumah rusak berat akibat terjangan banjir bandang, 3 jembatan permanen rusak berat, 8 buah drainase rusak berat. Lalu, terdata empat ruas jalan di Sentani rusak berat, 1 buah masjid rusak, sebanyak 8 sekolah rusak berat, pasar lama Sentani rusak akibat musibah ini.

Kerusakan lingkungan jadi penyebab?

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko menuturkan hujan lebat yang terjadi di Papua karena pertemuan massa udara yang menimbulkan pembentukan awan-awan hujan yang cukup signifikan. “Dari sisi itu, kalau dilihat secara utuh di perairan sekitar Papua suhu muka lautnya juga lebih hangat. Kalau suhu muka lautnya lebih hangat, penguapan cukup tinggi, ditambah lagi kelembaban udara. Juga pertemuan massa udara tadi. Sehingga potensi hujannya cukup signifikan,” kata dia. Kendati begitu, Hary menegaskan banjir bandang tidak hanya karena faktor cuaca, namun ada faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya bencana ini, salah satunya alih fungsi lahan.

aa
Kerusakan lingkungan di pegunungan Cyclop diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang di Sentani. (Hak atas foto Kemenhub Image caption)

Hal itu diamini oleh Kepala Humas Polda Papua Ahmad Musthofa Kamal yang mengatakan beberapa tahun lalu di Gunung Cyclop ada beberapa warga yang “menduduki kawasan dan memanfaatkan lahan tersebut sehingga serapannya mulai berkurang.”

Alih fungsi lahan ini yang kemudian menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan hanyutnya kayu-kayu balok besar yang memungkinkan ditebang tapi tidak dimanfaatkan atau dibiarkan sehingga balok-balok itu melintang di berbagai titik.  Untuk itu, Polda Papua akan menindak lanjuti persoalan ini.

“Diduga karena itu [kerusakan lingkungan], karena ada beberapa material pepohonan yang hanyut di jalan-jalan yang ada di sekitar kota Sentani,” ujar Ahmad. “Kapolda sudah perintahkan Diskrimsus untuk melakukan penyidikan terhadap latar belakang peristiwa terjadinya banjir, baik kejadian pembangungan rumah dan proses perizinannya di bantaran sungai, kemudian kerusakan lingkungan di gunung Cyclop ini,” imbuhnya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan sejak september 2018, Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) bersama BNPB telah memperingatkan tentang adanya banjir bandang.Wilayah Sentani itu rawan banjir akibat kerusakan lingkungan dan pertambangan liar di lokasi situ.  Apalagi pada tahun 2007 lalu, di Sentani juga pernah diterjang banjir bandang.

Kepala BPBD Kabupaten Jayapura, Sumartono menjelaskan banjir bandang 12 tahun silam juga disebabkan oleh faktor yang sama, yaitu curah hujan dan kerusakan alam. “Kejadian pada 2007 secara fisik memang lebih besar dibanding tahun sekarang. Tapi, secara korban lebih banyak tahun ini,” kata dia.

Kejadian banjir bandang yang menerjang pada Sabtu silam, menurut Sutopo, menunjukkan hujan deras yang terjadi pada sore hari membendung air di sungai ada. Namun air kemudian meluap dan menerjang wilayah di sekitarnya. “Ini karakter banjir besar yang terjadi di Indonesia kita bisa melihat bagaimana kayu gelondongan yang begitu besar dan batu besar menerjang desa-desa,” Untuk mengantisipasi banjir bandang, Wantanas dan BNPB sudah melakukan penanaman 20.000 bibit pohon untuk memperbaiki lingkungan, terutama hutan yang ada.

Sumber: BBC News Indonesia