Bank Indonesia Kukuhkan Kerja Sama dengan PBNU

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf dan pengurus PBNU lainnya usai menandatangani kerja sama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Senin (05/12/2022). (Foto Bank Indonesia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai komponen masyarakat dalam mengakselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk dengan unsur organisasi masyarakat (ormas).

Sebagai perwujudan dari upaya tersebut, Bank Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menandatangani Nota Kesepahaman (NK), bertempat di Kantor Pusat PBNU, Jakarta (5/12).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kerja sama erat antara Bank Indonesia dan Nahdlatul Ulama dalam memperkuat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sesuai dengan peran masing-masing pihak.

“Kerja sama tersebut merupakan wujud komitmen kedua belah pihak untuk bersama – sama mendukung dan mewujudkan iklim yang kondusif bagi pengembangan eksyar di Indonesia. Kerja sama ini melanjutkan kerja sama sebelumnya yang telah dilakukan dengan sejumlah kalangan seperti ormas islam dan asosiasi, termasuk PP Muhammadiyah pada September 2021, dan ke depan akan terus dikembangkan kerja sama dengan berbagai pihak atau ormas lainnya.,” ujarnya.

Lebih lanjut, Perry Warjiyo menyampaikan 3 (tiga) aspek penting dalam bekerjasama dengan PBNU. Pertama, pengembangan ekonomi melalui suatu ekosistem yang fokus pada pemberdayaan ekonomi umat yang berbasis pada komunitas pesantren. Ekosistem tersebut diharapkan mampu bersaing secara kompetitif baik ditingkat nasional maupun global.

Kedua, pengembangan keuangan syariah termasuk pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat.

Ketiga, syiar ekonomi dan keuangan syariah yang terus dilakukan, termasuk pelaksanaan Festival Ekonomi Keuangan Syariah di tingkat regional dan Indonesia Sharia Economic Festival di tingkat nasional dan internasional,” kata Perry.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf, turut menyampaikan dukungan terhadap upaya Bank Indonesia dalam mendorong penguatan kapasitas ekonomi di kalangan pesantren dan berharap kerja sama ini dapat mendorong akselerasi ekonomi dan keuangan syariah.

Yahya Cholil Staquf menyampaikan apresiasinya terhadap Bank Indonesia atas terwujudnya kerja sama diantara kedua belah pihak tersebut.

“Saat ini, PBNU juga tengah menyiapkan desain besar terkait pengembangan agenda ekonomi di lingkungan NU dan diharapkan kedepannya agenda tersebut dapat diintegrasikan dengan program-program pengembangan ekonomi syariah di Bank Indonesia untuk mencapai kemaslahatan dan kesejahteraan umat,” ungkapnya.

Pengukuhan kerja sama BI dengan PBNU diharapkan dapat mendorong pengembangan eksyar, melalui penguatan industri halal, khususnya UMKM halal di sektor makanan/minuman dan fashion, perluasan akseptansi instrumen pembayaran non tunai terkait digitalisasi sistem pembayaran, khususnya di kalangan warga nahdliyin.

Kemudian, penyelenggaraan kegiatan edukasi dan riset terkait eksyar, serta kerja sama produktif lainnya. Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan kantor – kantor perwakilan Bank Indonesia di daerah serta berbagai lembaga perangkat organisasi Nahdlatul Ulama, terutama di bidang pengembangan pondok pesantren, pengelolaan wakaf, pengembangan ekonomi, serta pengembangan riset dan penelitian.

Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor: Intoniswan

Tag: