Bank Indonesia Laporkan Nilai Tukar Rupiah Stabil

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Bank Indonesia melaporkan hari ini, nilai tukar Rupiah stabil. Nilai tukar Rupiah pada rentang waktu 7 – 11 Maret 2022, di akhir hari Kamis, 10 Maret 2022 ditutup menguat pada level (bid) Rp14.275 per dolar AS. Sedangkan Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 6,72%.  DXY menguat ke level 98,51 dan Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,986%.

“Kemudian, nilai tukar Rupiah pada pagi hari Jumat, 11 Maret 2022  dibuka pada level (bid) Rp14.270 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun stabil pada level 6,72%,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam rilisnya, hari ini, Senin (14/3/2022).

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF). UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Aliran Modal Asing

              Sedangkan aliran modal asing pada Minggu II Maret 2022, Bank Indonesia menyebut, premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 106,04 bps per 10 Maret 2022 dari 114,91 bps per 4 Maret 2022, sejalan meredanya sentimen risk off di pasar keuangan global.

Berdasarkan data transaksi dari 7-9 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp21,46 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp10,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp10,60 triliun.

“Berdasarkan data setelmen  sampai dengan 9 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp20,80 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp28,30 triliun di pasar saham,” ucap Erwin.

Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

              Perkembangan inflasi, menurut Bank Indonesia berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Maret 2022, perkembangan harga pada Minggu II Maret 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,48% (mtm).

“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,04% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,48% (yoy),” ujar Erwin.

Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu II yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,09% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,05% (mtm), cabai rawit, telur ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,04% (mtm).

Kemudian,  daging ayam ras, tempe, dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03% (mtm), bawang merah, tahu mentah, dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta jeruk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

“Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu minyak goreng sebesar -0,05%, mtm) dan tomat sebesar -0,01% (mtm),” ungkap Erwin.

Menurut Erwin, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Sumber : Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor : Intoniswan

Tag: