
JAKARTA.NIAGA.ASIA – Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk mempertahankan stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, didukung dengan langkah-langkah kebijakan, antara lain penguatan strategi operasi moneter pro-market guna makin memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, meningkatkan likuiditas, dan mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing (valas).
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, usai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025, Rabu sore (22/10/2025.
Penguatan strategi operasi moneter pro-market dengan mengelola struktur suku bunga instrumen moneter dan swap valas sejalan dengan ekspansi likuiditas moneter dan untuk mempercepat efektivitas penurunan suku bunga deposito dan kredit perbankan.
“Meningkatkan likuiditas di pasar uang dan perbankan melalui penurunan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder secara terukur,” kata Perry.
Selain itu, lanjut Perrya, memperluas underlying repo dalam operasi moneter Bank Indonesia dengan surat berharga berkualitas tinggi lainnya yang diterbitkan oleh lembaga jasa keuangan yang dibentuk atau didirikan Pemerintah untuk mendukung program Pemerintah bagi kesejahteraan masyarakat.
Menerbitkan BI-FRN (Floating Rate Note) dan pengembangan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight untuk membentuk struktur suku bunga yang berdasarkan transaksi di pasar uang.
“Memperluas investor SukBI untuk dapat dimiliki oleh bank dan nonbank, termasuk bukan penduduk dan memperkuat peran Dealer Utama untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar,” ungkapnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Bank Indonesia