Bantuan Kemanusiaan, Indonesia Bantu Pakistan Rp7,1 Miliar

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait Rencana Pengiriman Bantuan Medis Bencana Banjir di Negara Pakistan, di Kantor Kemenko PMK, Senin (5/9/2022). (Foto Kemenko PMK)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Pemerintah Indonesia akan memberikan sejumlah bantuan bantuan kemanusiaan sebesar USD 500,000 atau setara sekitar Rp7,1 miliar kepada Pakistan yang terkena bencana banjir.

Selain bantuan hibah secara tunai, pemerintah juga akan memberikan bantuan melalui pengiriman personel berupa Emergency Medical Team (EMT)  yang terdiri dari tenaga gabungan (joint forces) BNPB, BASARNAS, TNI, POLRI, dan NGO. Dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk terdampak terutama kelompok rentan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan itu usai menggelar Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait Rencana Pengiriman Bantuan Medis Bencana Banjir di Negara Pakistan, di Kantor Kemenko PMK, Senin (6/9/2022).

Rapat  juga dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Perwakilan Kemenlu Siti Mauludiah, Perwakilan Kemenkeu Made Arya Wijaya, Perwakilan Kemenhub Maria Kristi Endah, TNI Letjen TNI Eko Margiyono dan Polri Irjen Pol. Indra Miza.

“Tentu ini tidak lepas dari posisi presiden sebagai Presiden G20 dan kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemerintah Pakistan. Karena itu, dengan kondisi yang ada, bantuan ini harus  dilakukan dengan segera,” ungkap Muhadjir.

Adapun pembentukan tim bantuan penanganan banjir bandang di Pakistan dan tim persiapan pendanaan melalui Dana Siap Pakai (DSP) akan di koordinasikan oleh BNPB. Kemudian tim bantuan kesehatan, baik tenaga medis, alat kesehatan, obat-obatan, dan lainnya oleh Kemenkes, tim transportasi, keamanan dan personil oleh TNI, dan pendukung lainnya.

“Saya mohon Kepala BNPB yang bertindak sebagai ketua yang didampingi Kemenkes dan Kemenko PMK agar segera merencanakan program dan anggaran untuk pengiriman tim medis dan dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait,” kata Menko PMK.

Wanita Pakistan membuat roti di dekat rumah mereka yang rusak dikelilingi oleh banjir, di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Minggu, 28 Agustus 2022. (AP/Zahid Hussain)

Sebelumnya Pemerintah Pakistan telah mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan militer untuk menangani apa yang disebut sebagai “Bencana Skala Epik”. Hal itu dikarenakan hujan lebat dan curah hujan tinggi yang melanda Pakistan sejak Juni lalu telah menyebabkan sepertiga wilayah Pakistan terndam banjir.

Beberapa provinsi yang terdampak parah diantaranya Provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa. Tercatat, sebanyak 1.136 jiwa meninggal dunia, 1.575 jiwa korban luka, 364.000 jiwa mengungsi, dan 33 juta jiwa terdampak.

“WNI disana (Pakistan), Alhamdulillah tidak ada yang menjadi korban. Sementara ini kita fokuskan langkah kita untuk mitigasi, nanti pada tahap berikutnya akan kita coba rehabilitasi dan rekonstruksi,” tutur Menko PMK.

Menko menambahkan, tim bantuan penanganan banjir bandang di Pakistan yang telah dibentuk perlu melakukan survei pendahuluan.

“Tidak cukup saya kira mendapatkan data dari meja tapi perlu ada tim yang mengecek di lapangan,” jelasnya.

Sumber: Humas Kemenko PMK | Editor: Intoniswan

Tag: