Batas Negara Berubah Picu Keributan Antar Dua Warga Negara di Sebatik Utara

NUNUKAN.NIAGA.ASIA- Kepala Desa Seberang, Kecamatan Sebatik Utara,  Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Hambali  menerangkan, imbas pergeseran batas negara Indonesia-Malaysia memicu keributan antara warga perbatasan dua negara.

“Sejumlah warga Malaysia berusaha menggarap lahan dan perkebunan yang bertahun-tahun sebelumnya dimiliki warga Sebatik, paska pengukuran ulang batas kedua negara,” kata Hambali pada Niaga.Asia, Rabu (9/9/2020).

Menurut Hambali, setelah sejumlah lahan pertanian dan rumah warganya, posisinya kini masuk dalam wilayah negara Malaysia,  telah menerima sejumlah keluhan dan pertanyaan masyarakat menyangkut ganti rugi dan status kepemilikan sertifikat yang lahan bergeser masuk wilayah Malaysia.

“Namanya bergeser pasti ada perubahan ukuran yang sebelumnya masuk Indonesia, sekarang masuk Malaysia,” tuturnya.

Warga tersebut meminta penjelasan status lahan yang sebagian besar adalah areal perkebunanan dan persawahan,  serta rumah, apakah ada ganti rugi atau lahan baru dalam wilayah negara Indonesia.

“Ada sekitar 44 orang disana pemiliki sertifikat. Persoalannya, warga desa sempat ada keributan dengan warga Malayasia yang berusaha menggarap lahan itu,” sebutnya.

Beberapa warga Malaysia bersikeras mengambil hasil pertanian di lahan milik warga desa yang masuk wilayah Malaysia, padahal pergeseran patok perbatasan masih sebatas pengukuran dan belum diresmikan kedua negara

“Saya mediasi warga-warga ini. Kesimpulannya, tidak ada pengambilan atau penguasaan lahan sebelum ada pengesahan, silahkan garap lahan masing-masing,” pungkasnya. (002)

Tag: