Bawa Taruna Angkatan Laut, KRI Bima Suci Kunjungi Dermaga Posal Sei Pancang

KRI Bima Suci sandar di dermaga Posal Sei Pancang Sebatik (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA– Kapal Republik Indonesia (KRI) Bima Suci bersama 89 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) mengunjungi dermaga Pos AL (Posal) Sei Pancang, pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Kedatangan KRI Bima Suci ditandai dengan lambaian tangan para taruna AAL berdiri bergelantungan di tali serta tiang-tiang layar, disambut oleh Komandan TNI AL (Danlanal) Nunukan Letkol Laut (P) Nonot Eko Febrianto.

“Perairan Sei Pancang Sebatik adalah etape ke 7 dari dari 13 pelabuhan yang disinggahi KRI Bima Suci melaksanakan pelayaran,” kata Komandan KRI Bima Suci Letkol (P) Waluyo pada Niaga.Asia, Senin (13/09).

Kedatangan KRI Bima Suci pulau di Sebatik bertujuan memberikan gambaran kepada seluruh prajurit dan taruna bahwa bahwa di perairan Indonesia – Malaysia, ada hal-hal yang sangat perlu diperhatikan oleh TNI AL dan Pemerintah Indonesia.

Lewat kehadiran KRI Bima Suci ini pula, Pemerintah Indonesia memperlihatkan bukti bahwa memiliki pasukan TNI AL yang kuat hebat dan profesional dengan harapan, putra maupun putri bisa bergabung mengabdikan diri sebagai garda terdepan penjaga perbatasan

“Ada 89 taruna TNI AL yang ikut dalam pelayaran, mereka putra putri perwakilan seluruh Indonesia yang siap menjaga perairan Indonesia,” ucap Letkol  Waluyo.

KRI Bima Suci mulai berlayar dari pelabuhan Surabaya dengan tujuan 13 lokasi pelabuhan dan pulau tertular yaitu, Surabaya, Labuan Bajau, Tual, Papua Nugini, Jayapura,  Morotai, Sei Pancang, Tarakan, Natuna, Sabang, Nias, Cilacap dan pelabuhan Bali.

KRI Bima Suci  KRI Bima Suci mulai berlayar dari pelabuhan Surabaya dengan tujuan 13 lokasi pelabuhan dan pulau tertular yaitu, Surabaya, Labuan Bajau, Tual, Papua Nugini, Jayapura,  Morotai, Sei Pancang, Tarakan, Natuna, Sabang, Nias, Cilacap dan pelabuhan Bali. (foto istimewa/Niaga.Asia)

Pelayaran tahun 2021 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, situasi pademi Covid-19 membatasi kegiatan yang dulunya para taruna dibawa berlayar sampai luar negeri. Sekarang cukup berlayar di perairan Nusantara Indonesia.

“Karena pertimbangan pandemi masih tinggi, rencana pelayaran KRI Bima Suci mengikuti festival di Rusia tahun ini dibatalkan. Pimpinan TNI AL memutuskan berlayar cukup dalam negeri,” terangnya.

Kewaspadaan pencegahan penularan pandemi Covid-19 tetap diterapkan selama berlayar, tempat rekreasi para taruna diubah menjadi ruangan isolasi ditambah satu ruangan khusus untuk laboratorium PCR portable.

“Kita harus siap menghadapi situasi berbahaya di luar dari persoalan teknis pelayaran apapun bentuknya, termasuk menghadapi Covid-19,” beber Letkol Waluyo.

Sementara itu, Perwira Pelaksana Pelatihan (Palaklat) Kartika Jaya Krida, Letkol Laut (P) Pungky Kurniawan, mengatakan pelayaran KRI Bima Suci dimulai Senin 26 Juli 2021 sampai dengan 02 November 2021, dengan jarak tempuh sejauh 11.328 NM.

“Selama berlayar 99 hari, taruna AAL angkatan ke 68 di latih ilmu pengetahuan pelayaran astronomi,” sebutnya.

Pelajaran astronomi di era teknologi tetap diperlukan sebagai pengetahuan dasar, sebab ketika teknologi peralatan navigasi mengalami kerusakan, maka ilmu astronomi dapat digunakan dalam menentukan posisi dan mengambil tindakan.

Benda-benda angkasa adalah petunjuk sebuah pelayaran, lewat benda inilah, biasanya pelaut menentukan tindakan apa yang harus diambil, cara tradisional seperti ini tetap diperlukan melengkapi pengetahuan diluar teknologi digital.

“Mesti KRI Bima Suci tidak berlayar keluar negeri, tapi kapal kita berlayar di sisi luar sambil pemanfaatan ilmu astronomi membawa benda –benda angkasa,” terangnya.

Kedatangan KRI Bima Suci di Sebatik mendapatkan sambutan positif dari masyarakat Sebatik, H. Herman mengaku menyampaikan terima kasih kepada TNI AL memilih Sei Pancang sebagai tempat bersandar.

“Ini yang pertama Sebatik kedatangan KRI membawa taruna AAL, saya berharap anak-anak Sebatik tergerak hatinya menjadi TNI AL yang tegar menjaga perbatasan,” ujarnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: