Baznas Kenalkan Mushaf Al-Qur’an Khusus Difabel di MTQ Nasional XXX

Talk show Zakat untuk Akses Al-Qur’an Bagi Disabilitas Netra dan Teman Tuli di Convention Hall Samarinda, Sabtu 14 September 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Kementerian Agama (Kemenag) RI menghadirkan Mushaf Al-Qur’an Isyarat yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus di dalamnya bagi penyandang disabilitas (difabel).

Mushaf Al-Qur’an Isyarat ntuk memudahkan para disabilitas rungu atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengar, dan disabilitas netra atau berketerbatasan pada penglihatan, dalam belajar huruf dan bacaan Al-Qur’an.

Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Imdadun Rahmat mengatakan, talk show ‘Zakat untuk Akses Al-Qur’an Bagi Disabilitas Netra dan Teman Tuli’ bertujuan untuk mengenalkan dan menyosialisasikan gerakan pembelajaran Al-Qur’an isyarat kepada penyandang disabilitas sensorik.

Talk show itu sendiri digelar masih dalam rangkaian penyelenggaraan MTQ Nasional XXX 2024 di Samarinda sejak 6 September 2024 lalu.

“Jadi kami dari BAZNAS bersama Kementerian Agama memberikan pelatihan kepada guru-guru SLB (sekolah luar biasa) untuk mengajarkan kepada kaum disabilitas bahasa isyarat yang ada dalam Al-Qur’an,” kata Imdadun, di Convention Hall Samarinda Jalan KH Wahid Hasyim I, Sabtu 14 September 2024.

Mushaf Al-Qur’an khusus disabilitas netra dan rungu (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Imdadun menargetkan, sosialisasi dan pelatihan bahasa isyarat yang ada dalam Al-Qur’an isyarat dapat diberikan kepada 1.000 guru SLB se-Indonesia.

“Sekarang kita sudah memberikan pelatihan kurang lebih 577 tenaga pendidik SLB yang tersebar di 18 provinsi. Target kita akhir tahun bisa di semua provinsi,” ujarnya.

Hadirnya Al-Qur’an isyarat ini, menurut Imdadun dapat mempermudah kaum disabilitas rungu untuk belajar Al-Qur’an agar tidak tertinggal dengan masyarakat non disabilitas.

“Dengan adanya Al-Qur’an isyarat ini mereka dapat membaca dan memahami al-qur’an, serta tidak terdiskriminasi dengan keterbatasan mereka. Sehingga setelah diberikan pelatihan, para guru SLB ini bisa mengajarkannya kepada muridnya,” ucapnya.

Imdadun mengungkapkan, bagi masyarakat yang membutuhkan Al-Qur’an isyarat ini dapat datang langsung ke BAZNAS masing-masing daerah, untuk memperolehnya secara gratis.

Pengenalan mushaf Al-Qur’an khusus Difabel Rungu dan Netra (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Memang kita belum jual secara bebas. Tapi kalau ada lembaga yang menghendaki bisa ke BAZNAS, bisa kita siapkan dan gratis,” jelasnya.

Sementara, Pentasih Mushaf al-qur’an dari Kementerian Agama RI Ahmad Badruddin mengatakan, perumusan dan pembuatan Al-Qur’an ini telah dilakukan selama lima tahun terakhir bersama para tuna rungu senior, ulama dan tokoh tokoh Qur’an di Indonesia.

“Al-Qur’an isyarat ini baru hadir di periode kedua Pak Jokowi. Di mana dalam perumusannya kita menggandeng beberapa orang, untuk merumuskan isi dalam Al-Qur’an isyarat ini,” kata Ahmad.

Selain itu, pembuatan huruf dan simbol yang ada di dalam Al-Qur’an isyarat ini disesuaikan dengan huruf-huruf yang mudah dipahami oleh kaum tuna rungu.

Salah satu mushaf Al-Qur’an untuk disabilitas rungu (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Alhamdulillah antusias tuna rungu ini luar biasa, mereka sangat gembira dan senang sekali,” ucap Ahmad.

Dalam pembuatan Al-Qur’an isyarat ini, kendala yang dihadapi salah satunya orientasi pembuatan isyarat huruf.

“Perlu diskusi yang panjang, terutama tuna netra senior, mereka punya orientasi masing- masing. Mulai dari metode tilawah dan kitabah, apa harus diisyaratkan per kalimat atau per huruf, itu yang menjadi perdebatan,” jelasnya.

Harapannya hadirnya Al-Qur’an isyarat ini dapat mempermudah kaum tuna rungu dalam belajar Al-Quran dan memahami setiap ayat yang ada di dalam Al-Qur’an.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: