
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Kementerian Agama (Kemenag) RI menghadirkan Mushaf Al-Qur’an Isyarat yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus di dalamnya bagi penyandang disabilitas (difabel).
Mushaf Al-Qur’an Isyarat ntuk memudahkan para disabilitas rungu atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengar, dan disabilitas netra atau berketerbatasan pada penglihatan, dalam belajar huruf dan bacaan Al-Qur’an.
Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Imdadun Rahmat mengatakan, talk show ‘Zakat untuk Akses Al-Qur’an Bagi Disabilitas Netra dan Teman Tuli’ bertujuan untuk mengenalkan dan menyosialisasikan gerakan pembelajaran Al-Qur’an isyarat kepada penyandang disabilitas sensorik.
Talk show itu sendiri digelar masih dalam rangkaian penyelenggaraan MTQ Nasional XXX 2024 di Samarinda sejak 6 September 2024 lalu.
“Jadi kami dari BAZNAS bersama Kementerian Agama memberikan pelatihan kepada guru-guru SLB (sekolah luar biasa) untuk mengajarkan kepada kaum disabilitas bahasa isyarat yang ada dalam Al-Qur’an,” kata Imdadun, di Convention Hall Samarinda Jalan KH Wahid Hasyim I, Sabtu 14 September 2024.

Imdadun menargetkan, sosialisasi dan pelatihan bahasa isyarat yang ada dalam Al-Qur’an isyarat dapat diberikan kepada 1.000 guru SLB se-Indonesia.
“Sekarang kita sudah memberikan pelatihan kurang lebih 577 tenaga pendidik SLB yang tersebar di 18 provinsi. Target kita akhir tahun bisa di semua provinsi,” ujarnya.
Hadirnya Al-Qur’an isyarat ini, menurut Imdadun dapat mempermudah kaum disabilitas rungu untuk belajar Al-Qur’an agar tidak tertinggal dengan masyarakat non disabilitas.
“Dengan adanya Al-Qur’an isyarat ini mereka dapat membaca dan memahami al-qur’an, serta tidak terdiskriminasi dengan keterbatasan mereka. Sehingga setelah diberikan pelatihan, para guru SLB ini bisa mengajarkannya kepada muridnya,” ucapnya.
Imdadun mengungkapkan, bagi masyarakat yang membutuhkan Al-Qur’an isyarat ini dapat datang langsung ke BAZNAS masing-masing daerah, untuk memperolehnya secara gratis.

“Memang kita belum jual secara bebas. Tapi kalau ada lembaga yang menghendaki bisa ke BAZNAS, bisa kita siapkan dan gratis,” jelasnya.
Sementara, Pentasih Mushaf al-qur’an dari Kementerian Agama RI Ahmad Badruddin mengatakan, perumusan dan pembuatan Al-Qur’an ini telah dilakukan selama lima tahun terakhir bersama para tuna rungu senior, ulama dan tokoh tokoh Qur’an di Indonesia.
“Al-Qur’an isyarat ini baru hadir di periode kedua Pak Jokowi. Di mana dalam perumusannya kita menggandeng beberapa orang, untuk merumuskan isi dalam Al-Qur’an isyarat ini,” kata Ahmad.
Selain itu, pembuatan huruf dan simbol yang ada di dalam Al-Qur’an isyarat ini disesuaikan dengan huruf-huruf yang mudah dipahami oleh kaum tuna rungu.

“Alhamdulillah antusias tuna rungu ini luar biasa, mereka sangat gembira dan senang sekali,” ucap Ahmad.
Dalam pembuatan Al-Qur’an isyarat ini, kendala yang dihadapi salah satunya orientasi pembuatan isyarat huruf.
“Perlu diskusi yang panjang, terutama tuna netra senior, mereka punya orientasi masing- masing. Mulai dari metode tilawah dan kitabah, apa harus diisyaratkan per kalimat atau per huruf, itu yang menjadi perdebatan,” jelasnya.
Harapannya hadirnya Al-Qur’an isyarat ini dapat mempermudah kaum tuna rungu dalam belajar Al-Quran dan memahami setiap ayat yang ada di dalam Al-Qur’an.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BaznasDifabelDisabilitasMTQ NasionalMTQ XXX Nasional 2024Samarinda