Begini Cara Tim Medis Darurat Tangani Haji Indonesia

Tim medis darurat yang bertugas sigap dan tanggap dalam pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia (Foto: HO-Kemenkes)

JAKARTA.NIAGA.ASIA — Tim medis darurat (Emergency Medical Team/EMT) merupakan salah satu tim mobile panitia penyelenggaraan ibadah haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan, yang bertugas melakukan deteksi dini kesehatan jemaah, pelayanan kegawatdaruratan, serta rujukan.

Menurut koordinator EMT dr Erwinsyah Patta Parang, setiap kedatangan jemaah baik dari Madinah maupun Jedah, tim EMT akan melakukan deteksi dini untuk menilai potensi terjadinya kegawatdaruratan penyakit

“Kalau tidak ada, kita lakukan edukasi untuk menghindari kekambuhan penyakit dan terjadinya kegawatdaruratan,” kata Erick, seperti dikutip niaga.asia dari laman Kementerian Kesehatan, Rabu.

Erick menerangkan, kemudian setelah jemaah masuk pemondokan, tim EMT akan standby di pos-pos sektor selama 24 jam, dan berjaga apabila terjadi kegawatdaruratan.

Untuk kondisi yang sifatnya emergency atau kegawatdaruratan, EMT akan datang ke lokasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien akan diputuskan apakah dapat kembali ke kloter atau dirujuk ke kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI).

“Contoh ada pasien asma sesak kita rawat dulu. Setelah diterapi, di-treatment ada perbaikan, diobservasi dulu satu jam. Kalau aman itu artinya dia Triase hijau artinya kembali ke kloter, hotel masing-masing,” ujar Erick.

Berbeda ketika jemaah setelah dilakukan perawatan, tidak ada perbaikan, atau membutuhkan penanganan yang lebih lanjut, jemaah akan dirujuk ke KKHI.

Di Madinah, EMT terdiri dari sembilan orang yang dibagi dalam tiga sektor. Di masing-masing sektor terdiri dari satu dokter dan dua perawat

Sementara di Mekah, tim EMT berjumlah 25 orang, yang dibagi jadi lima sektor. Di mana masing-masing sektor terdiri dari dua dokter dan tiga perawat.

Dalam bekerja, EMT dibekali dengan emergency kit. Pos Kesehaan di sektor juga sudah dilengkapi dengan tabung oksigen, nebulizer, pulse oxymetri, berbagai jenis obat-obatan, serta dua ambulans yang standby untuk kebutuhan rujukan pasien.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

Tag: