Beralih dari Batu Bara, Kaltim Optimistis Bauran EBT Sentuh 79 Persen di 2045

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim Bambang Arwanto. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim mulai beralih dari energi fosil atau batu bara ke energi baru terbarukan (EBT) non fosil yang lebih bersih, sebagai andalan pemasukan daerah, serta menciptakan lingkungan yang bersih. Pemprov optimis capaian bauran EBT di Kaltim mencapai 79 persen di 2045 nanti.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim Bambang Arwanto menerangkan, target itu merupakan upaya Kaltim untuk bertransformasi, setelah 50 tahun terakhir perekonomian daerah didominasi oleh sektor sumber daya alam berbasis fosil itu.

“Kita sangat optimistis. Bahkan target tersebut di atas nasional (70 persen),” kata Bambang, di Hotel Mercure Jalan Mulawarman, Samarinda, Kamis 16 Oktober 2025.

Menurut Bambang, keputusan Kaltim untuk lepas dari energi fosil akan membawakan dampak positif dan negatif. Di mana dampak positifnya adalah transisi EBT ini akan mendukung lingkungan yang bersih dan lebih baik di masa mendatang. Sedangkan dampak lainnya, Kaltim harus menghadapi realita bahwa sektor pendapatan utama daerah, seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pertambangan, masih sangat signifikan.

“Bahkan kontribusi DRB (domestik regional bruto) sektor pertambangan 38 persen, dan sektor pendapatannya berkontribusi 68 persen,” ujar Bambang.

Langkah konkret yang telah dilakukan Kaltim terlihat dari capaian bauran EBT tahun ini, yang sudah menyentuh angka 12,14 persen.

“Jadi memang kita ingin meninggalkan cerita lama 50 tahun lalu di Kaltim, sudah berkontribusi untuk bangsa ini lewat energi fosil, dan ini kita mulai transformasi menjadi energi non fosil,” terang Bambang.

Transformasi ini diprediksi akan berdampak besar pada berkurang permintaan batu bara di Kaltim. Di mana permintaan batu bara pada 2030 akan berkurang 20 persen dan pada 2045 mendatang berkurang 79 persen.

“Kalau kita komit akan seperti itu. Ada plus minusnya pengurangan batu bara. Plus-nya adalah support (buat) lingkungan, ” kata Bambang.

Sementara, Kepala Bidang EBT dan Konservasi Energi Dinas ESDM Kaltim Elly Luchritia Nova menambahkan, kunci keberhasilan target ini adalah kolaborasi dan inovasi antara berbagai pihak.

“Dengan adanya forum energi daerah ini kita harapkan ada kolaborasi dan inovasi. Baik sektor pemerintahan, masyarakat, dan swasta,” ujar Nova

Kolaborasi ini mencakup Perusahaan Daerah (Perusda) di sektor ketenagalistrikan, BUMN seperti PLN dan Pertamina, hingga perusahaan swasta yang sudah mengimplementasikan EBT.

“Setelah adanya kolaborasi ini, dimungkinkan bisa membantu pemerintah untuk mencapai target bauran 2045, bahwa 79 persen itu harus kita capai,” demikian Elly Luchritia Nova.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: