Berantas Korupsi, China Adili Dua Mantan Menteri 

Fu Zhenghua, mantan Menteri Kehakiman.  (Foto HO/NET)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Seorang mantan menteri kehakiman China yang menerapkan langkah keras terkait penegakan hukum saat menjabat, mengaku ia menerima suap lebih dari 117 juta yuan atau sekitar Rp257 miliar, seperti terungkap di pengadilan.

Proses pengadilan Fu Zhenghua, 67, dimulai Kamis (28/07) di Provinsi Jilin, lebih dari tiga bulan setelah ia ditahan karena dicurigai menerima suap dan “melakukan pelanggaran hukum untuk kepentingan pribadi.”

Fu mengakui apa yang ia lakukan dan menyatakan penyesalan, menurut pengadilan dalam satu pernyataan.

Penahanan dan pengadilan Fu – yang sempat menjadi pejabat yang naik daun karena menegakkan keadilan – dilakukan menyusul penyelidikan oleh komisi pemberantasan korupsi China.

Fu dipecat dari Partai Komunis China dan pegawai negeri karena melanggar disiplin partai, menurut kantor berita Xinhua pada Maret lalu.

Dalam sidang, Fu juga dituduh oleh jaksa penuntut, menggunakan kekuasaan selama menjabat pada 2014 dan 2015 sebagai direktur keamanan publik Beijing, untuk menutup dugaan kriminal yang dilakukan oleh adiknya. Namun tidak ada rincian lebih lanjut.

“Sidang terkait pemberian suap dibuka untuk umum, namun sidang menyangkut nepotisme dan melanggar hukum tertutup karena menyangkut rahasia negara,” menurut pengadilan.

Di akhir sidang pertama, hakim menyatakan akan menjatuhkan vonis pada tanggal yang akan ditetapkan kemudian.

Sejak penahanan, tidak memungkinkan untuk mengontak Fu atau kuasa hukumnya untuk meminta komentar.

Presiden Xin Jinping memulai kampanye menegakkan keamanan dalam negeri China pada 2020 dengan memastikan, polisi, jaksa dan para hakim, “loyal, dan dapat dipercaya.”

Sebagian besar pejabat tinggi yang diselidiki, dihukum.

Mantan Menteri Industri dan Teknologi Informasi, Xiao Yaqing. (Foto HO/NET)

Selain Fu, pejabat tinggi lain yang diduga terkait korupsi adalah menteri industri dan teknologi informasi, Xiao Yaqing.

Xiao termasuk di antara nama besar yang tengah diselidiki dalam upaya anti-korupsi Presiden Xi Jinping.

Xiao menghadapi dakwaan “melanggar hukum dan disiplin” dan saat ini tengah “diselidiki”, menurut media negara CCTV, tanpa merinci lebih lanjut.

Jatuhnya Xiao terjadi di tengah ditumpasnya perusahaan teknologi China yang diduga terlalu kuat karena lemahnya peraturan.

Mayoritas pejabat tinggi yang diselidiki karena dugaan korupsi berujung dipenjara.

Mantan wakil menteri keamanan publik – yang menjaga keamanan di Hong Kong selama kerusuhan pada 2019 – ditahan pada April 2020.

Ia mengaku melalui TV pemerintah, ia menerima suap sebanyak US$14 juta yang disembunyikan di kotak-kotak yang tertulis makanan laut.

Mantan ketua Huarong – salah satu perusahaan negara yang mengatur aset – Lai Xiaomin dihukum mati pada Januari 2021 karena menerima suap “dalam jumlah sangat besar.”

**) Artikel ini bersumber dari BBC News Indonesia yang sudah tayang dengan judul “Mantan menteri kehakiman China menanti vonis, setelah akui terima suap 

Tag: